"Mak, Jangan Masuk Rumah !!! "

Sunday, 11 December 2016 - Dibaca 428 kali

PIDIE JAYA - Suasana trauma menyelimuti anak-anak Desa Pante Raja, Manggeng, Pidie Jaya, Aceh, mereka enggan masuk rumah yang terkena gempa berkedalaman hingga 10 KM. Salah seorang korban menuturkan bahwa menyembuhkan trauma anak-anak adalah keluhan terbesar dari para pengungsi pasca gempa.

"Yang sulit bagi kami adalah menyembuhkan trauma anak-anak," ungkap korban saat tim tanggap darurat memetakan lokasi pengeboran air tanah pada Sabtu (10/12) di muenasha (surau) desa setempat yang menjadi tempat pengungsian.

Sebanyak 80 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 590 orang masih berada di tempat pengungsian tersebut. Sebagian ingin kembali ke rumah masing-masing. Terlebih kondisi rumah mereka juga tidak terlalu parah terkena guncangan. Akan tetapi ajakan tersebut ditolak oleh anak-anak mereka. "Jangan masuk rumah, Mak!" keluh anak-anak Pante Raja sambil menangis ketika diajak kembali ke rumah masing-masing.

Menurutnya, trauma ini didasari atas tragedi Tsunami yang menimpa sebagian besar wilayah Aceh pada tahun 2004. "Mereka (anak-anak) berpedoman pada kejadian tsunami," ungkapnya. Di tempat terpisah, tim tanggap darurat juga menemui Zulfahmi bersama adiknya yang sedang berada di tenda luar rumah. "Enggak berani masuk rumah. Takut," ujar anak yang sedang duduk di kelas enam SD tersebut.

Memang, setelah gempa 6.5 SR pada Rabu (8/12), tim tanggap darurat Kementerian ESDM mencatat terdapat 73 gempa susulan. Hal ini tentu merepotkan orang tua mereka. Terlebih di tempat pengungsian, penduduk Pante Raja sebelumnya sulit mendapatkan air bersih. "Kami kesulitan mendapat air bersih. Pas gempa, air berubah warnanya. Hitam berlumpur," ungkap salah satu korban.

Hasil kajian tim tanggap darurat Kementerian ESDM, keringnya air bersih disebabkan proses likuifaksi yang membawa endapan aluvial dengan ukuran butir halus yang jenuh air (saturated water). Tim menemukan bukti lebar rekahan gempa sepanjang 15 cm di deket tambak warga Pante Raja.

Beruntung, bantuan air bersih langsung didapatkan para penduduk dari para relawan. "Sementara ada bantuan air bersih," jelas Cici, sekaligus Kepala Desa di Pante Raja.

Merespon hal tersebut, Tim tanggap darurat Kementerian ESDM pada hari ini, Minggu (11/12) juga bertindak cepat dengan melakukan pengeboran air tanah di daerah tersebut. Pengeboran sumur air tanah ini diharapkan mampu mengatasi krisis air bersih yang melanda di desa tersebut. (NA)

Share This!