Kuliah Umum Gerilya, Dirjen Gatrik Ulas Keandalan Listrik Nasional Hingga Pengembangan Solar Charging Station

Friday, 18 March 2022 - Dibaca 1045 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 111.Pers/04/SJI/2022

Tanggal: 17 Maret 2022

Kuliah Umum Gerilya, Dirjen Gatrik Ulas Keandalan Listrik Nasional Hingga Pengembangan Solar Charging Station


Pemerintah Indonesia selalu berupaya menjamin penyediaan ketenagalistrikan bagi seluruh rakyat, dimana setidaknya ada 3 poin utama yang dijamin pemerintah yaitu jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga terjangkau.

Hal tersebut kembali ditegaskan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM (Dirjen Gatrik) Rida Mulyana pada Kuliah Umum Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Batch 2 Kementerian ESDM yang berlangsung secara daring, Kamis (17/3).

c-Gatrik2.jpeg

Rida menyampaikan, dalam menjamin ketersediaan ketenagalistrikan tersebut, Pemerintah menugaskan PT PLN (Persero) dengan berpegang teguh pada 5K, yakni Kecukupan, Keandalan, Keberlanjutan, Keterjangkauan, dan Keadilan. "Tercukupinya listrik Indonesia saat ini adalah bentuk dari keberhasilan dan kemandirian Indonesia tanpa bergantung pada negara lainnya," ungkap Rida.

Hal tersebut dapat dilihat dari capaian konsumsi listrik per kapita nasional tahun 2021 yang menunjukkan peningkatan sebesar 3,1% dari tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan adanya pertumbuhan penjualan tenaga listrik kumulatif sebesar 5,77% (YoY).

Di sisi lain, pemerintah juga selalu memastikan keterjangkauan dan keadilan dengan memberikan subsidi listrik bagi yang membutuhkan. Subsidi listrik sendiri adalah belanja negara yang dialokasikan oleh pemerintah dalam APBN dan/ atau APBN perubahan sebagai bantuan kepada konsumen/pelanggan agar dapat menikmati listrik dari PLN dengan tarif yang terjangkau. Rida menyebut, saat ini kebutuhan subsidi listrik tahun berjalan di APBN 2022 mencapai Rp 61,70 Trilliun.

c-Gatrik3.jpeg

Lebih lanjut, Rida juga membahas komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca). Hal ini telah menjadi fokus utama Indonesia dari Paris Agreement hingga masuk dalam pembahasan Presidensi G20 Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia adalah mempercepat transisi kendaran berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.

Berbicara kendaraan listrik tentu tidak terlepas dari penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Hal ini sekaligus menjadi peluang percepatan penggunaan PLTS melalui pengembangan Solar Charging Station. PLN selaku perusahaan terdepan dalam transisi energi siap mendukung semua upaya pemerintah termasuk mengembangkan dan menyediakan SPKLU terutama yang menggunakan energi matahari sebagai sumber energi utama.

"Alangkah Indahnya jika SPKLU yang menjadi bagian utama dalam upaya memajukan mobil listrik di Indonesia menggunakan panel surya sebagai sumber energi utama," tambah Rida.

Pengembangan Solar Charging Station adalah jawaban dari 2 masalah sekaligus. Pertama adalah energi berkelanjutan, dan yang kedua adalah penurunan emisi GRK. "Upaya-upaya seperti ini adalah langkah awal untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah, dan program Gerilya Kementerian ESDM adalah suatu langkah awal untuk mewujudkan itu semua," tandas Rida. (Azis Saputra/KO)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Share This!