Kolaborasi Global Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia untuk Industri Energi Baru

Thursday, 24 October 2024 - Dibaca 2417 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 595.Pers/04/SJI/2024

Tanggal: 24 Oktober 2024

Kolaborasi Global Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia untuk Industri Energi Baru

Dalam upaya memperkuat sektor energi baru dan industri metalurgi di Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menjalin kerjasama strategis dengan salah satu Group Perusahaan besar dari China yang bergerak di industri pengolahan nikel dari hulu sampai hilir, CNGR, dan universitas terkemuka di bidang teknik metalurgi, Central South University. Kolaborasi tripartit ini melahirkan program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang berfokus pada teknik metalurgi dan teknologi material.

Program ini akan dilaksanakan di kampus Central South University, salah satu universitas terkemuka di Tiongkok yang memiliki reputasi kuat dalam bidang teknik material. Sejumlah profesional terpilih dari Indonesia akan mengikuti pelatihan intensif, sehingga diharapkan dapat kembali ke tanah air dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni untuk mendukung pengembangan industri dalam negeri.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM Prahoro Yulijanto Nurtjahyo mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi tripartit yang sangat representatif. Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki sumber daya logam yang melimpah. Sementara itu, Central South University merupakan institusi terkemuka dalam ilmu metalurgi dan material, menjadikannya tempat ideal untuk mengembangkan talenta di sektor energi baru. CNGR, sebagai pemimpin industri material energi baru, memiliki keunggulan teknologi dan skala industri yang signifikan.

"Kerja sama ini akan menjadi model kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok di bidang industri, akademisi, dan riset. Dan kemitraan ini akan membuka peluang lebih luas untuk memajukan industri energi baru di kedua negara, sekaligus berkontribusi bagi pengembangan industri global," terangnya saat mengunjungi kawasan industri CNGR di Ningxiang, Tiongkok (20/10).

Berdasarkan kesepakatan kerja sama, program pelatihan ini akan berlangsung selama tiga tahun, menggabungkan studi teoritis dengan pelatihan praktis di industri. Program ini dirancang untuk melatih tenaga teknis, insinyur dari Kementerian ESDM Indonesia, serta karyawan CNGR asal Indonesia. Ketiga pihak akan memanfaatkan keunggulan masing-masing dalam mengembangkan talenta berkualitas tinggi di bidang teknik material dan kimia, dengan fokus pada teknik metalurgi.

Sementara itu, Ketua dan CEO CNGR Deng Weiming menekankan program ini sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road, yang telah dimulai jangkauannya di seluruh dunia sejak 2021. Tiga dari empat lokasi produksi bahan baku yang CNGR bangun di Indonesia sudah beroperasi. Selain itu, CNGR menjadi yang pertama di dunia dalam mengindustrialisasi proses peleburan bijih nikel laterit yang menggunakan proses oxygen enriched side blowing.

"Ini meningkatkan kerja sama industri antara Indonesia dan negara tetangga. Ke depan, kita akan kerja sama untuk menciptakan jalur pembangunan yang hijau, efisien, dan berkelanjutan, serta berkontribusi dalam membangun masa depan bersama bagi umat manusia," tambahnya.

CNGR adalah perusahaan global yang berfokus pada material energi baru dan inovasi. Selain bekerja sama dengan universitas terkemuka di Tiongkok seperti Central South University, CNGR juga telah menjalin kemitraan erat dengan universitas terkemuka di Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Central South University Guo Xueyi, menekankan bahwa Central South University, sebagai universitas terkemuka di Tiongkok, berkomitmen untuk menghasilkan talenta berkualitas dengan kemampuan profesional dan wawasan internasional. Selain itu, ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kerja sama pendidikan dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan Indonesia, serta bagian penting dari pendekatan internasionalisasi universitas.

"Semoga mahasiswa Indonesia dapat memperdalam pemahaman tentang Tiongkok dan membangun jembatan persahabatan antara kedua negara," tutupnya. (RD)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi

Share This!