Kilang Tidak Ekonomis dan SDM Tidak Mampu, Image Yang Dibangun Pemburu Rente

Sunday, 17 May 2015 - Dibaca 886 kali

JAKARTA - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said mensinyalir, image yang beredar selama ini yang menyatakan bahwa membangun kilang tidak ekonomis dan sumber daya manusia Indonesia tidak mampu untuk mengelola minyak dan gas bumi adalah image yang dibangun oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Persepsi itu dibangun, seolah-olah Pertamina lemah, seolah-olah Pertamina tidak mampu, begitupun kalau kita bicara mau bangun kilang, seolah-olah kilang tidak ekonomis, itu dibangun supaya para pemburu rente itu tetep menikmati celah-celah itu," ujar Sudirman Said dalam acara Dialog Energi di Jakarta, Minggu (17/5).

Sudirman menambahkan, hari-hari pertama menjabat sebagai Menteri ESDM, persepsi dari kawan-kawan disana yang menyatakan bahwa membangun kilang itu tidak efisien. Jadi jalan pikiran pedagang itu nyampe kedalem, harusnya pemerintah tidak berpikir begitu," ujar Sudirman.

Karena itu lanjut Sudirman, diperiode ini jelas tahap-tahap akan dikerjakan, satu meningkatkan kapasitas ketahanan energi dari 20 hari menjadi 30 hari dalam satu dua tahun, kedua memodernisasi kilang-kilang sehingga mampu menghasilkan produk yang bernilai.

Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara yang selain mencari keuntungan koorporat juga berkewajiban menjalankan kebijakan Pemerintah, karena itu, menjadikan Pertamina "besar" juga merupakan bagian dari tanggung jawab Pemerintah. "Katakanlah Pertamina belum mampu betulan, niat Pemerintah mau apa, kalau niatnya mau besar ya mesti dikasih kesempatan, itu saja jadi sesuatu yang sebetulnya secara logika gampang saja dan sekarang sedang dikerjakan dan pemerintah berkewajiban membesarkan Pertamina," ujar Sudirman.

Mengamini Menteri ESDM, Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mencontohkan keberhasilan Pertamina dalam mengelola blok migas. "ONWJ misalnya sebelumnya dikelola British Petroleum (BP) di Laut Jawa, kemudian dikelola oleh Pertamina produksinya waktu masih dioperatori BP produksinya 20.000 barel per hari, nah sekarang oleh Pertamina 40.000 barel per hari," ujar Faisal.

Mengapa itu terjadi, dijelaskan Faisal bahwa, saat ONWJ di kelola BP juga itupun yang menjalankan semuanya engineer-engineer dari Indonesia, dan jangan lupa loh teknisi minyak dari Indonesia 17.000 bekerja diluar negeri. Jadi keren-keren cuma tidak diaksih kesempatan saja," ujar Faisal. (SF)

Share This!