Kandungan Lokal Industri Migas Diharap Capai 70%

Monday, 2 April 2007 - Dibaca 8473 kali

Hal ini dikemukakan Dirjen Migas Luluk Sumiarso ketika membuka Lokakarya Temu Usaha Industri Penunjang Bidang Migas Nasional di Batam, Senin (2/4).

Untuk mengembangkan industri penunjang migas, papar Luluk, Departemen ESDM cq Ditjen Migas sedang menyusun Blueprint Pengembangan Kapasitas Nasional Bidang Migas. Lokakarya yang diselenggarakan tanggal 2-3 April ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi blueprint tersebut.

"Lokakarya Temu Usaha Industri Penunjang Bidang Migas diharapkan mampu merumuskan cetak biru pengembangan kapasitas nasional di sektor migas, meliputi inventarisasi hambatan-hambatan peningkatan kapasitas nasional, penyusunan sistem pemantauan apresiasi produk dan jasa dalam negeri yang lebih baik, mekanisme untuk peningkatan kapasitas nasional dalam industri migas untuk mencapai target 50-70% tahun 2025," kata Luluk.

Direktur Bina Program Ditjen Migas I Wayan Suryana menambahkan, perbelanjaan sektor migas terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2004 total belanja untuk keperluan hulu migas mencapai US$ 5,2 milyar dan meningkat menjadi US$ 6,9 milyar tahun 2005. Angka ini meningkat menjadi US$ 8,6 pada tahun 2006.

Dari belanja tersebut, untuk tahun 2004 tercatat US$ 2,1 juta dolar digunakan untuk mengimpor barang keperluan operasi. Pada tahun 2005 impor barang operasi mencapai US$ 1,8 juta dan US$ 2,3 juta tahun 2006.

Lokakarya diikuti oleh sekitar 200 peserta dari industri penunjang migas yang bergerak di berbagai bidang seperti pemboran, perawatan sumur, rancang bangun, rekayasa, survei dan inspeksi teknik dan asosiasi, pihak-pihak terkait seperti perusahaan-perusahaan KKS migas, BP Migas, Departemen Perhubungan, BKPM dan Bank Indonesia. Acara ini rencananya akan ditutup oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, setelah sebelumnya akan mengunjungi pabrikan wellhead di Batam.

Share This!