Jokowi : Proyek 35.000 MW Adalah Utang Terhadap Masyarakat Dengan Defisit Listrik

Monday, 4 May 2015 - Dibaca 1852 kali

YOGYAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada hari ini, Senin (4/5), secara resmi meluncurkan Program Pembangunan Pembangkit 35.000 MW di Pantai Samas, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ditujukan sebagai upaya mewujudkan kedaulatan energi. Target sebesar 35.000 MW merupakan angka yang cukup besar namun dengan penuh perhitungan, terlebih apabila dibandingkan dengan kapasitas terpasang di Indonesia saat ini hanya sebesar 50.000 MW.

"70 tahun Indonesia merdeka, namun baru 50.000 MW yang dibangun pemerintah, sehingga banyak yang menyangsikan pembangunan 35.000 MW dalam waktu lima tahun," jelas Presiden perihal banyaknya pihak-pihak yang menyangsikan berjalannya proyek ini.

Proyek ini bukanlah proyek ambisius, akan tetapi merupakan hutang terhadap masyarakat yang mengalami defisit listrik. "Saat ini rasio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 84%, dimana telah ditargetkan oleh pemerintah bahwa pada tahun 2024, angka ini sudah mencapai 99,4%. Kebutuhan listrik turut mengalami kenaikan sebesar 8.7% per tahun, dari tingkat 219,1 TWH pada tahun ini, diperkirakan akan mencapai 464,2 TWH pada tahun 2024," lanjut Joko Widodo.

Kedepan, Pemerintah akan memberi dukungan yang besar bagi pengembangan energi baru terbarukan dengan melakukan pengawasan langsung terhadap 240 lokasi sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai. "Pengembangan sumber-sumber energi baru terbarukan adalah untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada energi fosil," imbuh Jokowi. (ITC)

Share This!