Jokowi: Harus Mulai Berpikir ke Energi Baru Terbarukan

Saturday, 11 June 2016 - Dibaca 1793 kali

MATARAM - Meningkatnya kebutuhan listik menjadi perhatian tersendiri bagi Presiden RI, Joko Widodo. Hal ini dikemukanan di sela-sela peletakan batu pertama (groundbreaking) Mobile Power Plant (MPP) 2X25 MW di Desa Taman Ayu, Jeranjang, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu (11/6) siang.

Jokowi mengisyaratkan suatu saat nanti bisa memaksimalkan Energi Baru Terbarukan (EBT) guna memenuhi tren permintaan listrik yang terus mengalami kelonjakan. Namun Jokowi mensyaratkan pemanfaatan potensi EBT harus diutamakan bagi daerah yang surplus listrik. "Kalau (listrik) berlebih, ini harus mulai berfikir ke konversi perpindahan Energi Baru Terbarukan," kata Jokowi.

Pertimbangan ini diambil oleh Jokowi mengingat sekarang ini Pemerintah terlebih dahulu menekan byar pet di propinsi-propinsi yang kurang listrik. "Itulah yang kita kejar, kita tambahi terlebih dahulu biar tidak ada byar pet," ungkap Jokowi. Ia tak lupa mengantisipasi pertumbuhan daerah sebagi indikator pemetaan kebutuhan listrik ke depan.

MPP dinilai mampu mengejar kecepatan dalam memenuhi kebutuhan listrik yang mendesak, mengingat waktu penyelesaian yang lebih cepat sekitar 6-7 bulan. "Tapi dalam jangka panjang, kita akan lihat cost-nya. Mana yang lebih ekonomis," Jokowi menambahkan. Meski begitu ke depan akan dilakukan kombinasi dalam pemilihan model pengoperasian.

Jokowi menegaskan selaku Kepala Negara dirinya akan terus mengotrol dan melihat langsung proyek pembangunan ketenagalistrikan yang telah diputuskan oleh Pemerintah. Ia tidak menginginkan proyek-proyek tersebut berhenti di tengah jalan. Pengawalan ini mengantisipasi kasus serupa yang telah terjadi di Kalimantan Barat. "Ini akan kita rataskan (rapat terbatas), mestinya ini dicek lagi BPKP," pungkas Jokowi. (NA)

Share This!