Joint Smelting Pilihan Terbaik ..

Monday, 2 March 2015 - Dibaca 3002 kali

JAKARTA - Direktur Jenderal Mineral Dan Batubara, R. Sukhyar menyarankan perusahaan - perusahaan yang ingin melakukan pemurnian biji tembaga untuk melakukan kerjasama pembangunan pabrik pemurnian (smelter), sehingga pembangunan smelter tidak terlampau memberatkan dan lebih ekonomis. Dengan penggabungan ini maka smelter akan lebih ekonomis dan akan mendapatkan pasokan bahan baku dari perusahaan-perusahaan produksi biji tembaga yang harus memurnikan hasil produksinya di dalam negeri.

Skala produksi konsentrate perusahaan-perusahaan KK dan IUP bervariasi, dari yang besar hingga kecil. Mempertimbangkan variasi peroduksi tersebut, Direktur Jenderal Mineral Dan Batubara, R. Sukhyar menyarankan, agar mereka bergabung untuk membangun pabrik pemurnian agat tidak memberatkan dan lebih ekonomis. Saat ini dari beberapa perusahaan tambang yang memproduksi biji tembaga yang beroperasi di Indonesia, hanya Freeport dan Newmont yang sudah menghasilkan konsentrate selebihnya belum.

"Mempertimbangkan skala produksi konsentrate yang bervariasi, sangat sulit kita memaksa mereka untuk membangun smelternya sendiri dan joint smelting itu menjadi suatu yang dianjurkan", ujar Dirjen Minerba, R. Sukhyar dalam konferensi pers, sore ini Senin, (03/02/2015).

Saat ini terdapat 5 pemegang KK yang memproduksi biji tembaga yaitu, Freeport, Newmont, Gorontalo Mining, Kalimantan Surya Kencana dan Sumbawa Mining. Dari lima perusahaan tersebut yang sudah memproduksi konsentrate hanya Freeport dan Newmont.

R. Sukhyar memperkirakan produksi konsentrate pada tahun 2025, menurutnya akan mencapai 3,4 hingga 4,6 juta ton. Angka tersebut akan didapat dari Freeport 3 hingga 3,8 juta ton, Newmont 1,75 juta, Gorontalo Mining 200-400 ribu dan kemudian Kalimantan Surya Kencana rata-rata 200 ribuan.

Pada tahun yang sama, akan beroperasi 4 smelter untuk melakukan pemurnian dari seluruh produksi konsentrate yaitu, di Gresik dengan kapasitas 1 juta ton, ditambah ekspansinya sebesar 2 juta, Papua 900.000 ton, dan satu smelter lagi dengan kapasitas 500.000 ton. Dengan demikian maka seluruh produksi konsentrate seluruhnya dapat dimurnikan didalam negeri. " Agar seluruh smelter mendapatkan pasokan konsentrate, dengan prediksi pembangunan smelter lima tahun, maka tahun 2021 pembangunan smelter sudah harus dimulai, ujar R. Sukhyar. (SF)

Share This!