Indonesia Hadiri Konferensi Persiapan IRENA

Sunday, 6 July 2008 - Dibaca 3191 kali

Indonesia menghadiri Preparatory Conference for the Foundation of International Renewable Energy Agency (IRENA) pada tanggal 9-11 April 2008 di Berlin. Wakil dari delegasi Indonesia adalah Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Ir. Ratna Ariati MSc, Kapuslitbang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan, DESDM, dan wakil dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin. Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 190 peserta dari 55 negara.

State Secretary, Federal Foreign Office, Heinrih Tiemann dan State Secretary, Federal Ministry for the Environment, Nature Conservation and Nulear Safety. Matthias Machnig dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa perubahan iklim dunia akan terus berlanjut dan harus dicegah melalui berbagai upaya, antara lain pemanfaatan energi ramah lingkungan seperti energi terbarukan yang telah dilaksanakan oleh berbagai negara dengan perkembangan yang berbeda-beda. Untuk mencapai pemanfaatan energi terbarukan yang optimal dan efisien, perlu adanya saling belajar, pertukaran teknologi, tenaga ahli, dan sebagainya. IRENA yang digagas pemerintah Jerman merupakan sebuah lembaga Internasional khusus yang menangani energi terbarukan, dan diharapkan pada tahun 2008 ini sudah terbentuk secara legal.

Deputy Prime Minister and Minister for the Environment, Republik Ceko dalam keynote speech menyampaikan bahwa untuk mengatasi perubahan iklim perlu mengubah pola penggunaan energi dari energi yang mengemisi banyak karbon dengan energi yang emisi karbonnya sedikit seperti energi terbarukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu upaya agar harga energi terbarukan sama dengan energi lainnya. Pemanfaatan energi terbarukan selain untuk mengurangi pemanasan global juga untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap energi, menciptakan lapangan kerja sehingga turut mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dr. Hermann Scheer MP, Chairman Eurosolar, World Council for Renewable Energy menyampaikan bahwa kebutuhan energi diperkirakan akan meningkat 50% dalam 15 tahun mendatang yang sebagian besar akan dipenuhi oleh energi konvensional. Pengembangan energi terbarukan masih sangat ketinggalan dan memerlukan waktu yang cukup lama, sementara kebutuhan sudah semakin mendesak. Untuk mengatasi hal ini, IRENA diperlukan untuk mempercepat pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan. Beberapa organisasi dunia yang menangani energi seperti International Energy Agency (IEA) beranggotakan negara-negara maju dan lebih banyak menangani masalah energy security dan tidak fokus pada pengembangan pemanfaatan energi terbarukan.

Share This!