Hendri Saparini: Energi Sama Pentingnya dengan Beras

Wednesday, 2 March 2016 - Dibaca 1277 kali

JAKARTA - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP-SDM) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menyelenggarakan One Hour University, Rabu (2/3). Gelaran kali ini menghadirkan DR. Hendri Saparini, Pendiri dan Direktur Eksekutif Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, dan juga dihadiri oleh Kepala BP-SDM Kementerian ESDM Djadjang Sukarna serta Staf Khusus Menteri ESDM Widhyawan Prawiraatmaja.

"Ibu Rini orang yang luar biasa independen, mengabdikan karirnya untuk kebijakan publik, dan bisa menginspirasi kita untuk menjadi profesional di bidang kita, sehingga apa yang kita lakukan sesuai dengan cita-cita bangsa, yakni kesejahteraan rakyat," tutur Widhyawan ketika membuka One Hour University.

Pada kesempatan kali ini, Rini, yang juga merupakan komisaris utama Telkom, menyampaikan paparan berjudul Energi untuk Negeri, Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Energi dalam Paradigma Ekonomi Konstitusi. "Saya ini bukan orang yang menolak kenaikan harga BBM, tetapi saya ini ekonom, jadi apapun kebijakan yang dirumuskan pemerintah tidak boleh memberikan beban yang lebih berat pada masyarakat," ujar Rini mengawali paparannya.

Rini juga menyampaikan pendapatnya terkait Dana Ketahanan Energi (DKE), "isu ini memang sensitif. Saya pribadi setuju bahwa kita punya dana cadangan untuk energi. Energi sama pentingnya dengan beras, beras ada lembaga untuk mengelola cadangan, namun untuk energi kita belum punya. DKE menurut saya hanya merupakan satu pos baru untuk pengeluaran APBN."

Peneliti dan pengajar di bidang ekonomi makro ini pun berbagi strategi untuk menghadai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di bidang energi, yakni dengan menyediakan energi sehingga mendukungnya persaingan investasi. "Strategi yang kedua adalah dengan membangun hulunisasi. MEA sendiri harus menjadi momentum kebangkitan sektor energi dalam negeri," tambahnya.

Di penghujung paparannya, Rini berpesan kepada pegawai ESDM untuk memiliki paradigma yang kuat dalam berkontribusi kepada negara. "Selama ini kita sudah salah kelola terhadap Sumber Daya Alam(SDA), kita terjerembab di dalam pemanfaatan SDA yang salah. Kita telah kehilangan kesempatan dan tidak boleh kehilangan kesempatan untuk kedua kalinya. Saya yakin kita masih punya potensi SDA yang luar biasa yang belum kita maksimalkan. Kita harus tanamkan hal ini, supaya dapat berkontribusi kepada negara." (DKD)

Share This!