Gaungkan Transisi Energi, Kementerian ESDM Gelar Forum Bersama Humas Pemerintah

Thursday, 12 September 2024 - Dibaca 361 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 509.Pers/04/SJI/2024

Tanggal: 12 September 2024

Gaungkan Transisi Energi, Kementerian ESDM Gelar Forum Bersama Humas Pemerintah


Transisi energi menjadi salah satu kebijakan Pemerintah yang saat ini menjadi prioritas dan pencapaiannya perlu didukung oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat. Informasi terkait regulasi hingga capaian dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 perlu terus digaungkan kepada publik, dan salah satunya dilaksanakan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam (ESDA) Lana Saria pada Forum Tematis Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) dengan tema "Cirata Mendunia: Membangun Reputasi Global Kejar Target Net Zero Emission".

Saat ini, menurut Lana, Pemerintah terus berupaya dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memanfaatkan energi terbarukan, salah satunya air. Indonesia memiliki potensi energi air yang sangat besar dengan total potensi mencapai 89,37 GW yang tersebar di 293 lokasi. Adapun potensi di bendungan yang mencapai 14.701,71 MW di 257 lokasi.

"Salah satu contoh nyatanya adalah Pembangunan PLTS Terapung Cirata sebagai PLTS terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia. PLTS ini dibangun di atas Waduk Cirata seluas 200 hektare yang berlokasi di tiga kabupaten, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Mempunyai kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp, dan terdiri dari 13 pulau dengan total luasan panel surya sekitar 130 hektare," jelas Lana di Bandung, Kamis (12/9).

Selain itu, potensi air di danau-danau seluruh Indonesia juga memiliki cadangan energi yang besar. Tercatat total potensi energi dari danau sebesar 74.665,25 MW di 36 lokasi. Lana menyampaikan, bahwa Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya air sebagai bagian dari transisi energi bersih yang sedang diupayakan.

"PLTS menjadi salah satu contoh proyek energi terbarukan yang penting di Indonesia, karena mencerminkan pergeseran menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan," ucapnya.

Selain pembangunan infrastruktur, Lana menyampaikan, Pemerintah Indonesia juga menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk mewujudkan ambisi transisi energi. Baru-baru ini, dilaksanakan Asia Zero Emission Community (AZEC) 2nd Ministerial Meeting, yang merupakan bagian dari inisiatif pengurangan emisi negara-negara di kawasan Asia dan Australia, serta The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF). Kedua gelaran besar ini mengusung energi bersih sebagai fokus pembahasan.

Target mencapai NZE 2060 ini, imbuh Lana, bukannya tanpa tantangan. Pengurangan emisi dari pembangkit listrik, pensiun dini PLTU, hingga optimalisasi sumber energi baru dan terbarukan, menjadi tantangan program ini.

"Untuk mengatasi tantangan-tantangan itu, Pemerintah telah menetapkan rencana untuk pengembangan 367 gigawatt (GW) pembangkit listrik EBT pada tahun 2060. Kapasitas PLTS akan menjadi 115 GW, pembangkit listrik terbesar, diikuti oleh PLTA (46 GW), PLT Amonia (41 GW), dan PLTB (37 GW). Selain itu, tidak ada tambahan pembangkit listrik batu bara setelah tahun 2030, kecuali yang sedang dalam tahap konstruksi," tandas Lana.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfom, yang diwakili oleh Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Hasyim Gautama, menyampaikan bahwa hasil survei yang dilaksanakan Independent Research Institute Network (IRIS) pada Tahun 2023, mendapatkan hasil bahwa meskipun 93 % masyarakat Indonesia khawatir terhadap dampak perubahan iklim, 82 % merasa dampak perubahan iklim masih bisa diatasi.

"Dengan kondisi ini, selain upaya mengelola pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan, pelibatan semua sektor diperlukan terutama Humas dalam membumikan narasi besar Program NZE agar mudah dipahami masyarakat," ujar Hasyim.

Hasyim juga mengatakan bahwa Forum Tematis Bakohumas Kemeneterian ESDM kali ini menjadi kesempatan berharga bagi insan Humas Pemerintah melihat langsung program transisi energi.

"Besar harapan agar Anggota Bakohumas dapat membuat konten-konten menarik dan edukatif untuk membangun optimisme dan membuka mata serta partisipasi masyarakat mendukung program NZE guna memperlambat dampak perubahan iklim," pungkasnya.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Forum Tematis Bakohumas untuk berkolaborasi dengan seluruh Humas Kementerian dan Lembaga, juga media massa, untuk menggaungkan informasi transisi energi. Berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, forum ini akan menjadi perpanjangan tangan Pemerintah dalam mendiseminasikan informasi transisi energi kepada para pelaku kehumasan Kementerian/Lembaga.

Selain sesi diskusi panel dengan narasumber dari Kementerian ESDM dan influencer, peserta juga akan melakukan kunjungan ke PLTS Terapung Cirata sebagai PLTS terbesar di Asia ternggara dan terbesar ketiga dunia, serta ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, supaya mendapatkan pemahaman mendalam terkait dengan program transisi energi pemerintah. (DKD)


Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi

Share This!