Enam Wilayah Kerja CBM Siap Ditandatangani

Wednesday, 18 March 2009 - Dibaca 3444 kali

JAKARTA. Road Map Pengembangan Coal Bed Methane (CBM) menetapkan tahun 2009 sebagai titik awal dari CBM yang ditandai dengan penandatanganan kontrak-kontrak awal CBM. Enam kontrak kerja sama wilayah kerja CBM siap ditandatangani pada Mei mendatang. Untuk tahun 2009, pemerintah merencanakan penandatanganan 14 wilayah kerja CBM. Hingga saat ini, 7 wilayah kerja CBM telah ditandatangani yaitu Blok Sekayu, Blok Indragiri Hulu, Blok Barito Banjar II, Blok Bentian Besar, Blok Sangatta dan Blok Kutai.Hal ini disampaikan Dirjen Migas Departemen ESDM, Evita H Legowo dalam 2nd CBM World Conference (10/3) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh para stakeholder terkait CBM yang sebagian besar berasal dari luar negeri.Dari sisi regulasi, pengusahaan CBM tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (UU No.21 tentang Migas) dan Permen No. 40/2006 tentang Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Migas (disempurnakan dengan Permen No. 35 tahun 2008) serta Permen No. 33 tahun 2006 tentang Pengusahaan Gas Metana Batubara (disempurnakan dengan Permen No. 36 tahun 2008).Penawaran wilayah kerja CBM dapat dilakukan melalui penawaran langsung (direct offer) dan lelang (tender terbuka). Namun dikarenakan berbagai kendala, baru sistem penawaran langsung yang digunakan untuk CBM. Diharapkan pada akhir tahun 2009 penawaran wilayah kerja CBM melalui lelang dapat dilakukan.CBM adalah gas bumi yang terperangkap di dalam batubara. Pada awal kegiatan operasionalnya, dibutuhkan biaya yang cukup besar mengingat karakteristik yang berbeda dengan gas alam konvensional. Melalui pengeboran tertentu, CBM diekstraksi dari lapisan batu bara. Proses ini tidak akan mengurangi deposit batu baranya karena yang diambil hanya CBM yang terperangkap. Dibandingkan gas alam, CBM memiliki periode produksi lebih singkat. Umumnya, produksi terbesar atau puncak produksi terjadi pada periode tahun produksi ke 2 hingga ke 7. Sedang lama periode produksi pada kisaran 10 hingga 20 tahun, lebih pendek dibandingkan dengan gas alam yang bisa mencapai 30 hingga 40 tahun.Indonesia memiliki potensi sumber daya CBM sekitar 450,3 Triliun Cubic Feet (TCF). Cadangan CBM sebesar itu tersebar pada sebelas areal cekungan (basin) batubara di berbagai lokasi di Indonesia. Sebelas basin lokasi CBM itu adalah Sumatera Selatan (183 TCF), Barito (101,6 TCF), Kutei (80,4 TCF) dan Sumatera Tengah (52,5 TCF) untuk kategori high prospective. Basin Tarakan Utara (17,5 TCF), Berau (8,4 TCF), Ombilin (0,5 TCF), Pasir dan Asem-Asem (3,0 TCF) dan Jatibarang (0,8) memiliki kategori moderate prospective. Sedang basin Sulawesi (2,0 TCF) dan Bengkulu (3,6 TCF) berkategori low prospective.

Share This!