Tim Tanggap Darurat Badan Geologi Identifikasi Lokasi Bencana Tanah Longsor Nganjuk, Jawa Timur
BANDUNG - Hujan deras yang turun dalam waktu lama, sehingga tanah
selalu jenuh air dilokasi tanah dengan sifat fisik tanah pelapukan yang
tebal, bersifat gembur, sarang dan jenuh air saat hujan turun
menyebabkan terjadinya bencana gerakan tanah berupa tanah longsor di
Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kec. Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa
Timur pada hari Minggu 9 April 2017 pukul 14.00 WIB. Demikian laporan
dari Tim Tanggap Darurat Badan Geologi dari lokasi bencana.
Jenis gerakan tanah yang terjadi diperkirakan berupa longsoran bahan
rombakan yang terjadi pada tebing sungai, dengan ketebalan material
mencapai 10 meter yang menutup sungai. Dampak gerakan tanah yang terjadi
dilaporkan sebanyak 5 (lima) warga Desa tertimbun material longsoran.
Kondisi geologis daerah bencana dilaporkan tim secara umum diperkirakan
merupakan tebing sungai dengan kemiringan lereng terjal dengan
ketinggian 400 meter di atas permukaan laut.
Seperti di lokasi-lokasi bencana geologis lainnya, Badan Geologi
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral mengirimkan Tim Tanggap
Darurat ke lokasi bencana gerakan tanah longsor di Dusun Dlopo, Desa
Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Tim
yang beranggotan 4 (empat) geologis tersebut berangkat satu hari setelah
terjadinya bencana.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Ego Syahrial, Tim Tanggap
Darurat tersebut diberangkatkan ke lokasi untuk memeriksa daerah
bencana, mencari penyebab terjadinya gerakan tanah, memberikan
rekomendasi teknis penanganan bencana gerakan tanah dan sosialisasi
mengenai kondisi gerakan tanah yang telah terjadi kepada masyarakat yang
terkena bencana.
Kepala Badan menjelaskan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral secara
periodik setiap bulan mengirimkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah
Diseluruh Wilayah Indonesia kepada seluruh Gubernur-Gubernur di
Indonesia agar dapat dipergunakan sebagai peringatan dini bencana
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah tersebut, Kabupaten
Trenggalek Provinsi Jawa Timur Bulan April 2017 (Badan Geologi, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Ngetos dan
sekitarnya termasuk dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah -
Tinggi. Artinya daerah yang mempunyai potensi menengah - tinggi untuk
terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika
curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif
kembali.
Kepala Badan juga meminta agar masyarakat sekitar selalu meningkatkan
kewaspadaan, terutama bagi masyarakat yang beraktfitas di sekitar lokasi
bencana lebih waspada, karena daerah tersebut memungkinkan masih
berpotensi untuk terjadinya longsor susulan serta menata aliran
permukaan pada lereng agar tidak terlalu masuk ke lokasi bencana dan
memantau pergerakan retakan, apabila terus berkembang agar menghubungi
aparat setempat. (SF)