Badan Geologi Kembangkan Metode Geofisika Terintegrasi dalam Eksplorasi Hulu Migas pada Cekungan Antar Gunung di Selatan Jawa Timur

Friday, 16 June 2017 - Dibaca 5938 kali

BANDUNG - Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil saat ini masih cukup tinggi dengan kebutuhan sekitar 1,6 juta barel per hari, sementara produksi kita sekitar 830 barel per hari. Disparitas antara kebutuhan dan kemampuan produksi di dalam negeri ini memaksa pemerintah untuk mengimport untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk mengurangi ketergantungan tersebut, diantaranya dengan program bauran energi sebesar 23% pada 2025, program eksplorasi migas secara masif untuk menemukan lapangan-lapangan migas baru, mendorong perusahaan migas BUMN untuk eksplorasi di luar negeri dan sebagainya.

Badan Geologi melalui Pusat Survei Geologi saat ini bekerjasama dengan Pertamina EP melakukan survei terintegrasi Passive Seismic Tomography (PST), gaya berat dan magnetik di daerah pegunungan selatan Jawa Timur untuk mengkaji potensi cebakan migas di daerah ini. Passive Seismic Tomography merupakan metode yang relatif baru dalam eksplorasi migas. Metode ini mempunyai keunggulan dibanding metode seismik konvensional yakni dapat memembus lapisan batuan vulkanik dan batugamping secara baik. Akuisisi data PST dilakukan dengan memanfaatkan fenomena alam gempabumi sabagai sumber energi getaran yang direkam oleh jaringan seismometer yang dipasang di daerah survei.

Berdasarkan data gaya berat di daerah pegunungan selatan Jawa Timur terdapat dua sub cekungan, yakni Sub Cekungan Lumajang dan Sub Cekungan Malang. Ke arah utara dari daerah cekungan ini terdapat Cekungan Kendeng yang sudah berproduksi di bagian flank utara (Cepu, Randublatung). Secara geologi daerah pegunungan selatan Jawa Timur ditempati oleh batuan vulkanik dan sebagian batugamping, hal ini tentu menyulitkan dalam menerapkan metode seismik konvensional. Aplikasi integrasi metode PST, gaya berat dan magnetik di daerah ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam mendelineasi struktur geologi bawah permukaan di daerah ini.

Pekerjaan kegiatan akuisisi PST didahului dengan kegiatan pemboran untuk penempatan borehole seismometer dengan kedalaman kurang lebih 16 m, kemudian dilanjutkan dengan instalasi peralatan PST di setiap lokasi pemboran. Kegiatan pemboran dilakukan di 70 lokasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Malang dengan luasan sekitar 1200 km2 dan telah selesai dilakukan pada pertengahan April 2017. Daerah penelitian ini sebagian besar masuk dalam wilayah kerja (WK) Pertamina EP. Progres pekerjaan survei PST pada saat ini adalah akuisisi data PST, adapun akuisisi data gaya berat dan magnetik telah selesai dilakukan. (Asep Kurnia Permana PSG)