Diselenggarakan Selama Dua Hari Berturut-turut, Temu Karya Uji Profisiensi Tahun 2022 Hadirkan 13 Narasumber
Bogor, Rangkaian kegiatan temu karya yang berlokasi di Bigland Sentul Hotel & Convention, Bogor telah selesai diselenggarakan. Masing-masing peserta konsisten mengikuti setiap sesi yang dijadwalkan. Tak hanya itu, di sela-sela acara mereka juga turut meramaikan booth mini exhibition yang berada di area depan ballroom.
Pada acara yang diselenggarakan mulai hari Rabu (2/11) hingga Kamis (3/11) lalu, Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi turut menghadirkan 13 narasumber dari beragam kelompok komoditi, instansi, serta perusahaan.
Para narasumber dari masing-masing kelompok komoditi pun menyampaikan hasil uji profisiensi yang telah dilakukan. Dimas Ragil selaku narasumber dari Kelompok Komoditi Kalibrasi menyampaikan bahwa 11 peserta termometer digital dinyatakan memuaskan, sedangkan 6 lainnya memiliki nilai outlier pada salah satu atau beberapa titik kalibrasi. Selanjutnya, untuk keenam peserta uji profisiensi pada tekanan mendapat hasil yang memuaskan pada seluruh titik kalibrasi yang diikuti.
Pada kelompok komoditi BBM, Dessy Yulia selaku narasumber menyampaikan bahwa dari 23 peserta, terdapat satu laboratorium yang memberikan hasil memuaskan untuk seluruh parameter uji bensin, dan 6 laboratorium yang memberikan hasil memuaskan untuk seluruh parameter uji biosolar. Sedangkan untuk kelompok komoditi Crude Oil, Syntha Nardei selaku narasumber menyampaikan bahwa dari 14 peserta, terdapat 6 laboratorium yang memberikan hasil "dapa diterima" untuk seluruh parameter uji yang diikuti.
Di kelompok komoditi Gas, Nata Pringgasta selaku narasumber menyampaikan bahwa dari 26 peserta, terdapat 8 peserta yang dinyatakan memuaskan untuk semua parameter uji yang diikutsertakan, 5 peserta diperingatkan tanpa outlier, dan 13 peserta mendapat satu lebih parameter outlier.
"Perlu dilakukan investigasi untuk mencari akar masalah dari kategori hasil yang diperingatkan maupun hasil yang outlier. Sehingga selanjutnya agar ditetapkan seperti apa tindakan perbaikan yang perlu dilakukan," tambah Nata.
Dari kelompok komoditi Pelumas, Caesaria dan Ismoyo selaku narasumber menyampaikan bahwa dari 522 hasil pengolahan data dan evaluasi berdasarkan masing-masing parameter yang telah ditentukan, terdapat 25 data yang outlier atau sebesar 4,7%.
Dalam temu karya ini, LEMIGAS juga turut mengundang Sekretaris Jenderal Deputi Bidang Akreditasi Badan Standardisasi Nasional (BSN) Donny Purnomo untuk menyampaikan keynote speech secara langsung.
"Perlu diperhatikan unsur apa saja yang membuat suatu laboratorium menghasilkan hasil uji yang outlier, tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Apabila laboratorium tidak melakukan tindak lanjut yang tepat, maka laboratorium tersebut sah untuk dibekukan," jelas Donny.
Donny juga menambahkan bahwa hasil uji profisiensi sebaiknya tidak hanya sebagai golden sample, tetapi juga menjadi tolak ukur atas apa yang dilakukan sehari-hari di laboratorium. (WP)