Temui Pengamat Gunung Api, Wamen Arcandra Pesankan Hal Ini

Senin, 24 September 2018 - Dibaca 1380 kali

YOGYAKARTA - Sebagai sosok yang ada di garda terdepan bahaya gunung api, para pengamat gunung api diharapkan terus meningkatkan skill dan kemampuan teknis kegunungapian, serta mengikuti perkembangan terbaru bidang kegeologian dan mitigasi bencana.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di depan 24 orang pengamat gunung api di wilayah Pulau Jawa yang hadir dalam pengarahan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Sabtu (22/9).

"Kedisiplinan menjadi kunci. Kalau kita sudah disiplin, kita tidak perlu lagi micro-management. Disiplin people, disipline thought, dicipline action. Itu yang terpenting," pesan Arcandra.

Di era Industri 4.0 saat ini teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat, komputasi kognitif diciptakan, robot dibentuk semakin menyerupai manusia. Tapi, kata Arcandra, kita harus tetap ingat kalau manusia lebih dari artifisial management, manusialah yang jadi tokoh utamanya.

"Pengembangan diri menjadi keharusan, silakan ikut training dan baca buku untuk mendapatkan ilmu seluas-luasnya, jangan hanya membaca informasi grup Whatsapp yang kita tidak tahu kebenarannya," tegas Arcandra.

Sebelumnya Kepala Badan Geologi Rudi Suhendar melaporkan saat ini di Indonesia terdapat 69 pos pengamatan gunung api dimana pengamat gunung apinya berjumlah sekitar 200 orang. Peningkatan kapasitas para pengamat gunung api rutin dilakukan oleh Badan Geologi dengan mengirimkan mereka pada training internasional maupun melalui pelatihan instrumentasi pendukung kegiatan pengamatan gunung api.

Atas prestasi para pengamat gunung api ini jugalah PVMBG mendapatkan penghargaan kinerja yang tinggi dalam Pemantauan dan Manajemen Krisis dari International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth's Interior (IAVCEI). Penghargaan diberikan di Napoli awal September ini. Belum ada organisasi vulkanologi dari negara lain yang pernah menerima penghargaan yang menilai aspek pemantauan gunungapi dan bagaimana institusi itu mengorganisir krisis gunungapi (pra, saat dan setelah erupsi).

Penulis: Khoiria Oktaviani

Bagikan Ini!