Temu Netizen Ke-9 Hadirkan Wanita Tangguh “Kartini Energi” Masa Kini

Jumat, 27 April 2018 - Dibaca 2191 kali

JAKARTA - Ada yang spesial dalam penyelenggaraan Temu Netizen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke-9, Ibu Ratnawati Jonan secara khusus hadir di tengah-tengah Sobat Energi (sapaan bagi netizen Kementerian ESDM -red) di Ruang Sarula di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (26/4).

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Temu Netizen ke-9 mengambil tema "Kartini Energi" dan menghadirkan wanita-wanita tangguh pekerja lapangan sektor ESDM sebagai narasumber, mereka adalah Yulinar Firdaus (Marine Geophysicist di PPPGL Kementerian ESDM), Astrid Astari (Health Safety Environment Analyst di Conoco Phillips Indonesia), dan Diansyah Putri F. Handayani (General Field Engineer Consultan, yang tengah menyelesaikan misi mencapai 7 puncak gunung tertinggi dunia).

Pada acara yang dihadiri sekitar 100 netizen tersebut, Ratnawati Jonan menyampaikan bahwa semangat Kartini membawa kekuatan emansipasi wanita yang besar pada kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya wanita Indonesia. "Kini kesempatan untuk berkarir, belajar, dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya kini terbuka lebar, berbeda dengan waktu dulu," ujar Ratnawati.

Ratnawati juga secara khusus juga membacakan surat Kartini yang ditujukan kepada Stella Zeehandelaar, seorang sahabat penanya di negeri Belanda, berjudul "Aku Mau" di depan Netizen. Dari surat Kartini tersebut Ratnawati memberi pesan pada Kartini-Kartini yang hadir bahwa dengan kemauan maka semua hal yang menjadi keinginan dan harapan niscaya akan terwujud.

c-WhatsApp%20Image%202018-04-27%20at%206

Dalam dialog dengan netizen, Yulinar Firdaus, perempuan muda peneliti yang sangat menyukai laut itu menyampaikan, "Saya berprofesi di antara kaum adam, tapi lapangan (kerja) tidak ada spesialisasi, semuanya harus bekerjasama untuk mencapai hasil yang maksimal". Yulinar yang merupakan satu-satunya anggota perempuan dalam penelitian Kapal Survei Geomarin menambahkan, Indonesia masih membutuhkan banyak peneliti perempuan, karena berdasarkan data dari UNESCO hanya sepertiga jumlah peneliti perempuan.

Sementara Astrid Astari yang masih berusia 25 tahun namun sudah bekerja di lapangan migas memberikan pemahaman singkatnya dalam memaknai Kartini Energi, "Energi bisa disalurkan dengan berbagi untuk sekitar dalam bentuk apapun, jadi tidak hanya di tempat kerja namun juga dapat diberikan untuk berbagi dengan mereka yang ada di sekitar kita," ujar gadis manis yang teman juga aktif dalam kegiatan sosial ini.

"Sebagai seorang wanita kita tidak perlu diistimewakan, karena kita sudah pasti istimewa," tambah Putri Handayani yang berencana menyelesaikan 7 puncak tertinggi di 7 benua (7 Summit) dan menjelajah dengan kaki ke Kutub Utara dan Kutub Selatan. Tujuh puncak tersebut yakni puncak Kilimanjaro di Afrika, Puncak Jaya (Cartenz Pyramid) di Indonesia/Australia, Elbrus di Eropa, Aconcagua di Amerika Selatan, Denali di Amerika Utara, Vinson Massif di Antartika dan Everest di Asia.

Bila sukses, Putri akan menjadi orang Indonesia dan perempuan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai prestasi tersebut. Hingga saat ini sudah 4 puncak berhasil didaki Putri. Tak hanya mendaki, Putri juga mendirikan sekolah alam dan camp pembelajaran sains dan lingkungan pada masyarakat pedalaman melalui program Jelajah Putri, mencapai 7 Puncak, 2 Kutub, 7 Pilar Edukasi. (AG/KO)


Bagikan Ini!