Seminar Peace Process in Indonesia

Selasa, 3 Juni 2008 - Dibaca 3172 kali

Dalam sambutannya, Bapak Wakil Presiden mengungkapkan terjadi konflik karena rasa keadilan yang terkoyak sehingga konflik bisa muncul dimana saja dengan penyebab beragam. Konflik bisa terjadi dalam proses perebutan posisi Pimpinan Daerah. Hal ini terjadi karena proses demokrasi yang berjalan terlalu cepat sementara masyarakat belum siap menerimanya. Ditambahkan oleh Bapak Wakil Presiden, konflik Aceh dipicu oleh ketidakadilan dalam perekonomian mengingat sumber daya alam di daerah Aceh yang cukup banyak.

Dalam bagian lain sambutannya Bapak Wakil Presiden mengingatkan perlunya pelaksanaan beberapa program penting pasca konflik, yaitu menghilangkan ketidakadilan ekonomi dan politis, melakukan pembangunan, dan menciptakan lapangan kerja.

Seminar menampilkan Gubernur Sulawesi tengah, Gubernur Maluku, dan Wakil Gubernur Nangro Aceh Darussalam yang menekankan perlunya semua pihak menciptakan perdamaian karena masyarakat sebenarnya tidak menyukai konflik yang melelahkan dan membutuhkan waktu lama untuk kembali membangun suasana yang aman dan damai.

Seminar menampilkan pula perwakilan media masa: Ketua Dewan Pers, Bapak Ichlasul Amal, Pemimpin Redaksi SCTV Rossiana Silalahi dan Direktur Pusat Penelitian Hubungan Antar Grup dan Resolusi Konflik, Bapak Iman Prasodjo. Sesi ini menyimpulkan perlunya para jurnalis berpartisipasi menyelesaikan konflik dengan memetakan konflik pra kekerasan dan mengidentifikasi penyebab konflik sehingga dapat membuka jalan untuk dialog dalam menuju perdamaian.

Terkait dengan sektor ESDM, Wakil Guberbur NAD mengharapkan segera diterbitkannya Peraturan Pemerintah mengenai pengelolaan migas dimana Pemerintah Daerah NAD sudah menyampaikan masukan-masukan.

Bagikan Ini!