Raker dengan Komisi VII DPR, Menteri ESDM Usulkan Asumsi Makro RAPBN 2018

Kamis, 7 September 2017 - Dibaca 1857 kali

JAKARTA - Melanjutkan rapat kerja sebelumnya antara Komisi VII DPR RI dengan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada hari ini Kamis (7/9) membahas asumsi makro RABPN 2018. Pemerintah melalui Menteri ESDM, Ignasius Jonan meyampaikan usulan angka asumsi makro terkait sektor ESDM mencakup harga minyak Indonesia (ICP), lifting migas, volume BBM bersubsidi dan LPG 3 kg, subsidi tetap minyak solar dan subsidi listrik.

"Ada tiga hal pertama yang dapat kami usulkan yaitu harga minyak bumi Indonesia (ICP), kedua lifting minyak bumi atau volume lifting minyak bumi, dan ketiga adalah volume lifting gas bumi. Usulan yang kami sampaikan ini, dalam prosesnya, kami sudah mengadakan pertemuan secara bertahap dengan 10 KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) terbesar, SKK Migas dan juga semua stakeholder terkait lainnya,"ujar Jonan.

Untuk harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada RAPBN 2018 sesuai dengan nota keuangan diasumsikan sebesar US$ 48 per barel.

"Januari sampai Agustus (2017) rata-rata harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 48,36 per barel, jadi kami melihatnya sama,"ujar Jonan.

Untuk lifting migas, berdasarkan kemampuan KKKS dan situasi harga minyak saat ini, pada nota keuangan yang disampaikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia ditargetkan sebesar 2 juta barel oil equivalent per hari dengan rincian lifting minyak sebesar 800.000 barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1.200.000 barel setara minyak per hari.

"Pemerintah pada intinya akan terus mendorong agar SKK Migas juga bisa berperan aktif untuk dua hal sekurangnya yaitu satu, meningkatkan lifting migas dan kedua efisiensi biaya cost recovery,"ujar Jonan.

Mengenai penentuan asumsi terkait subsidi energi, ada empat poin yang diusulkan, yaitu pertama volume BBM bersubsidi, kedua volume LPG 3 kg, ketiga subsidi tetap minyak solar dan keempat adalah subsidi listrik, lanjut Jonan.

Terkait dengan volume BBM bersubsidi, dengan pertimbangan realisasi penjualan BBM Bersubsidi sampai 31 Agustus 2017 sebesar 9,8 juta kilo liter, maka volume BBM Bersubsidi yang diusulkan Pemerintah untuk RAPBN 2018 sebesar 16,77 juta kilo liter.

Realisasi volume LPG 3 kg hingga 31 Agustus 2017 sebesar 4,167 juta ton. Dengan memperhatikan hal tersebut maka untuk RAPBN 2018 diusulkan sebesar 6,385 juta ton. Sedangkan, subsidi tetap minyak solar diusulkan sebesar Rp 500 per liter dan subsidi listrik sebesar Rp 52,24 triliun.

"Saat ini Pemerintah melanjutkan pemberian subsidi listrik kepada pelanggan yang kurang mampu. Bagi pelanggan daya 900 VA setelah dilakukan pendataan dengan data kemiskinan dari TNP2K itu kita tetap memberikan subsidi bagi sekitar 6,5 juta pelanggan. Sedangkan pelanggan 450 VA tetap kita berikan subsidi semuanya," lanjut Jonan.(SF)

Bagikan Ini!