Presiden Jokowi : Matahari Bersinar Terus Menerus Harus Dimanfaatkan

Selasa, 9 Mei 2017 - Dibaca 1821 kali

JAYAPURA - Ketersediaan sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sangat berlimpah namun sampai sejauh ini pemanfaatannya masih belum optimal. Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber-sumber energi tak terbarukan di sektor pembangkit harus segera dikurangi karena ketersediaan bahan bakarnya terus berkurang. Pemerintah mengeluarkan tiga regulasi untuk mednukung pemanfaatan EBT yang lebih optimal.

"Kita tidak bisa selamanya bergantung kepada sumber energi yang berasal dari alam seperti minyak bumi atau batubara yang lambat laun sumber daya tersebut akan habis karena tidak bisa diperbarui oleh sebab itu karena Negara kita adalah Negara tropis dimana matahari bersinar sepanjang tahun inilah yang harus kita manfaatkan," ujar Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam sambutannya diacara meresmikan infrastruktur ketenagalistrikan untuk masyarakat yakni PLTU Maluku Utara, Listrik Perdesaan, PLTS Terpusat dan PLTMH serta groundbreaking PLTMG MPP 50 MW Jayapura. Sabtu (9/5).

"Oleh karenanya saya juga mendorong pembangkit listrik menggunakan energi baru terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB),"lanjut Presiden Jokowi.

Kementerian ESDM telah menerbitkan tiga regulasi yang mendukung peningkatan penggunaan EBT dan juga mendukung ketersediaan ketenagalistrikan, yakni Peraturan Menteri ESDM (Permen ESDM) Nomor 10 Tahun 2017 tentang Pokok-Pokok dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik, Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Pembangkit Listrik dan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), porsi bauran energi pada tahun 2025 untuk EBT ditargetkan sebesar 23 persen dan meningkatkan 45 GW pembangkit listrik berbasis EBT pada tahun 2025. Pilar utama untuk mewujudkan target tersebut adalah melalui penganekaragaman (diversifikasi) energi dan konservasi energi.

Upaya peningkatan kapasitas pembangkit EBT terus dilakukan sepanjang tahun 2016 yang mencapai 15 persen dari keseluruhan kapasitas terpasang, atau sebesar 8,7 gigawatt (GW) dari total 58 GW. Dalam 10 tahun kedepan, berdasarkan RUEN, Indonesia diproyeksikan membutuhkan kapasitas terpasang hingga 135 GW dengan 45 GW (33 persen) dari pembangkit EBT. (SF)

Bagikan Ini!