Petugas Gunung Api = The Front Liner

Rabu, 31 Agustus 2016 - Dibaca 5262 kali

YOGYAKARTA - Menjadi seorang petugas jaga gunung berapi mungkin bukanlah cita-cita sesungguhnya Sunarta. Namun demikian takdir telah membawa Pria baya lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) ini menjadi petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) selama 33 tahun, waktu yang cukup lama pengabdian seorang pegawai negeri sipil.

Tahun 1982, Sunarta mengawali kariernya menjadi petugas PGM sebagai tenaga harian pengamat gunung api merapi selama satu tahun. Dan seperti air yang mengalir, Sunarta kini telah menjadi pengamat gunungapi penyelia di pos Pengamatan Gunung Api Merapi Kaliurang satu dari lima Pos PGA Gunungapi Merapi.

Menurut Sunarta menjadi petugas PGM berarti menempatkan dirinya menjadi garda terdepan penyebaran informasi terkini aktivitas vulkanik gunung Merapi dan itu merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi keselamatan 600 KK masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana gunung Merapi."Peran PGM sangat bermanfaat bagi banyak kalangan, sangat memiliki nilai strategis sehingga patut diperhitungkan karena menyangkut keselamatan banyak orang," ujar Sunarto.

Peran PGM akan sangat terasa saat aktivitas gunung Merapi meningkat, keterbatasan petugas jaga kadang memaksa mereka berjaga nyaris 24 jam. " Dulu saat Merapi meletus tahun 2010 yang lalu kita memantau aktivitas gunung Merapi terus menerus 24 jam dan mengirimkannya ke BNPB Provinsi Jogyakarta untuk ditindaklanjuti segera," ujar Sunarto.

Acuan penentuan perubahan status gunung Merapi merupakan hasil pemantauan para pengamat gunung api yang bekerja di Pos Pengamatan Gunung Api. Itulah sebabnya mereka disebut sebagai "the front liner".

Dalam kesehariannya kini Sunarta bersama dua rekannya mengamati aktivitas gunung api merapi, baik secara visual maupun instrumentatif. Pengamatan secara visual dilakukan dengan mengamati semua aktivitas gunung api menggunakan mata telanjang dibantu teropong antara lain, warna dan tekanan gas asap kawah, suhu di lapangan solfatara atau fumarola (kawah), dan semua perubahan yang tampak di permukaan yang ada di sekitar kawah.

Pada umumnya setiap gunung api diamati oleh satu pos pengamatan. Gunung api yang mempunyai aktivitas yang sangat tinggi, misalnya Merapi dan Semeru, diamati oleh lebih dari satu Pos PGA dan untuk mengawasi aktivitas vulkanik gunung merapi, Pemerintah membangun lima pos pengamatan.

Tugas dan Fungsi Pengamat Gunung Api, berdasarkan kedudukannya antara lain adalah:

1. Mengoperasikan seluruh peralatan yang ada di Pos PGA setiap hari.
2. Mencatat data hasil pengamatan visual setiap hari.
3. Membaca data/mengoleksi hasil rekaman instrumen setiap hari.
4. Membuat/mengirimkan laporan harian ke kantor PVMBG di Bandung melalui radio SSB.
5. Membuat laporan mingguan dikirimkan ke kantor PVMBG di Bandung, Camat, dan Lurah setempat.
6. Membuat laporan bulanan dikirmkan ke kantor PVMBG di Bandung tembusan Bupati, Camat, dan Lurah setempat.
7. Memberikan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api yang diamatinya.
8. Melayani/memberikan informasi kegunungapian kepada masyarakat yang datang ke Pos PGA.

Kesiap-siagaan Petugas PGA dalam melakukan pengamatan dan pemantauan aktifitas gunung berapi, utamanya yang sedang dalam status AWAS, sangat ditunggu banyak pihak. informasi terkini dan akurat dapat meminimalisir jatuhnya banyak korban baik jiwa maupun harta..Selamat Bertugas, Selamat bermanfaat bagi masyarakat dengan informasi yang akurat..(SF)

Bagikan Ini!