Peta Potensi Energi Angin Indonesia dan Buku Integration of Wind Energy in Power Systems Diluncurkan

Selasa, 2 Mei 2017 - Dibaca 8024 kali

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Igansius Jonan bersama dengan Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark, Ulla Tornaes meluncurkan buku Peta Potensi Energi Angin Indonesia dan Buku Integration of Wind Energy in Power Systems. Peluncuran buku tersebut dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Forum Bisnis Energi Indonesia dan Denmark hari ini, Selasa (2/5).

Buku Peta Potensi Energi Angin Indonesia berisikan informasi mengenai potensi energi angin yang dimiliki Indonesia yang terbuka untuk publik dan diharapkan dapat membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Sedangkan Buku "Integration of Wind Energy in Power Systems" dapat dijadikan panduan bagi para pengambil kebijakan dan pelaksana dalam mengintegrasikan energi listrik yang di produksi PLT Bayu ke dalam sistem jaringan listrik PT PLN yang didasari oleh pengalaman Denmark.

Potensi energi angin di Indonesia telah teridentifikasi di beberapa lokasi terutama di wilayah Jawa, Sulsel, Nusa Tenggara dan Maluku. Beberapa pengembang telah mengusulkan pembangunan PLTB di beberapa lokasi seperti: Sukabumi, Sidrap, Bantul dan Jeneponto. Pemerintah mentargetkan hingga tahun 2025 direncanakan pengembangan potensi PLTB sebesar 2.500 MW. Skema pengembangan PLTB tersebut dapat melalui program Pemerintah melalui skema feed in tariff atau negosiasi dengan PLN.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, potensi energy angin yang dimiliki Indonesia cukup lumayan namun pemanfaatanya belum maksimal. Pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) tentunya akan mendukung pencapaian target 25 persen energi baru terbarukan dalam bauran energi Indonesia di tahun 2025 dan membantu pengurangan emisi sebesar 29 persen di 2030.

"Investasi pengembangan energy angin sudah jalan satu di Janeponto dan satu di Sidrap masing-masing dengan kapasitas 65 MW dan 70 MW," ujar Rida.

Indonesia akan belajar banyak dengan Denmark dalam pemanfaatan energy bayu. Sebagaimana diketahui, Denmark adalah negara yang berhasil mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Sekitar 40% energi listrik yang dihasilkan negara ini berasal dari energi bayu, bahkan saat ini Denmark sudah mengoperasikan PLTB di tengah laut (Offshore).

Perkembangan teknologi telah berdampak positif terhadap biaya produksi listrik dari PLTB yang semakin murah. Saat ini, di Denmark, energi listrik dari PLTB telah mencapai sekitar 6 Sen USD/kWh. Harga yang rendah ini bisa dicapai berkat rendahnya resiko investasi di Denmark, yang sekaligus juga mendorong turunnya bunga pinjaman untuk investasi. (SF)

Bagikan Ini!