Menteri ESDM Imbau Para Kepala Daerah Lebih Peduli Terhadap Mitigasi Bencana Geologi

Senin, 12 Juni 2017 - Dibaca 1270 kali

JOGYAKARTA - Tidak ada seorangpun yang mampu memastikan kapan terjadinya bencana, namun seseorang dengan ilmu pengetahuan dapat memperkirakan kapan sebuah bencana akan terjadi sehingga jatuhnya korban dapat dihindari. Pengamatan dan pengumpulan data aktifitas vulkanik gunungapi yang dilakukan pengamat gunung api tidak akan ada artinya jika sosialisasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti para pempinan daerah.

Laporan aktivitas kegeologian terkait kebencanaan rutin diberikan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan kepada Pemerintah Daerah hingga Kecamatan. Laporan tersebut diharapkan Menteri dapat menjadi perhatian dan dapat ditindaklanjuti.

"Kepada Para Kepala Daerah, Gubernur, Walikota dan Bupati supaya kalau kami mengirim surat terkait kondisi vulkanologi di daerah masing-masing itu juga ada perhatian jadi jangan menunggu sampai menunggu hal-hal yang tidak diinginkan, menurut saya sih itu yang paling penting," pinta Jonan dalam sambutannya di acara Temu Wicara dengan 44 orang orang perwakilan pengamat gunung api dari seluruh Indonesia, di Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Minggu (11/6).

Pengamatan visual dan data-data yang dikumpulkan dan dievaluasi para pengamat gunungapi dan para peneliti geologi terkait mitigasi bencana geologi jika tidak ditindaklanjuti menurut Menteri Jonan akan sia-sia saja.

Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral melalui Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, secara rutin menerbitkan peta prakiraan kerentanan gerakan tanah yang berisi informasi daerah-daerah yang berpotensi longsor per kabupaten/kota, khusus yang berada di Pulau Jawa. Informasi yang disampaikan tersebut lebih detail dan terperinci agar memudahkan para pimpinan Daerah dan instansi terkait mengantisipasi terjadinya bencana geologi.

Pada peta prakiraan gerakan tanah tersebut menggambarkan tingkatan potensi rawan longsor yang terjadi di tempat itu dengan tanda arsiran warna-warna yang berbeda. Ada tiga warna yang dipergunakan, yakni hijau untuk areal dengan potensi gerakan tanah rendah, kuning potensi terjadi gerakan tanah menengah, dan merah potensi terjadi gerakan tanah tinggi.(SF)


Bagikan Ini!