Melistriki Itu Harus Merata, Menyeluruh dan Terjangkau Harganya

Kamis, 14 September 2017 - Dibaca 1794 kali

JAKARTA - Pemerintah menargetkan pada tahun 2019 mendatang seluruh wilayah Indonesia dapat terlistriki 100%. Seluruh Desa dan Dusun yang masih belum berlistrik dan terlistriki seadanya akan menjadi prioritas untuk diterangi. Yang harus diperhatikan dalam melistriki wilayah-wilayah belum terlistriki adalah pelaksanaanya harus merata, menyeluruh dan harganya harus terjangkau oleh masyarakat, demikian diutarakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan dalam Forum Diskusi Profesional (Fordip) dan Focus Group Discussion (FGD) di Kampus Magister Manajemen Universitas Gajah Mada, Jakarta, Kamis (14/9).

"Ada tiga hal, ini arahan Presiden tentang kelistrikan. Satu itu kapasitas, makanya kita punya target 35.000 MW itu bisa dicapai dalam jangka waktu yang secepat mungkin. Yang kedua, itu mengenai distribusi yang merata dan yang ketiga, harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan rakyat," ujar Jonan.

Mengenai distribusi yang merata, Jonan menjelaskan, saat ini pengerjaannya telah dimulai. Sekitar 2.500 desa, terutama di wilayah timur Indonesia yang sama sekali tidak ada listrik. Dalam dua tahun, 2017-2018, seluruh rumah setidaknya memiliki lampu "Sekarang ada juga 10.000 desa lebih yang listriknya tidak cukup atau seadanya, misalnya ada lima dusun, yang ada lisitriknya 2-3 dusun. Nah yang seperti ini harus dipenuhi, nah ini target sampai 2019 selesai," jelas Jonan.

Jonan menambahkan, yang juga tidak kalah penting adalah tarif tenaga listrik yang harus terjangkau oleh semua lapisan, karena jika tidak terjangkau akan menimbulkan kecemburuan sosial. "Ada kira-kira 2 juta saudara kita yang akses listriknya sangat terbatas atau hampir tidak ada, pada suatu hari ada kabel listrik lewat depan rumah, terus ada pemuda tanya ke orang tuanya, Pak kenapa kita engga langganan listrik, dulu katanya ga langganan listrik karena ga ada kabel listrik, sekarang ada kabel listrik kita ga langganan juga. Kalau orang tuanya bilang, ini listriknya kita engga mampu bayar karena terlalu mahal, anak ini akan mempunyai sakit hati yang besar sekali," terang Jonan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, hingga akhir semester I tahun 2017, rasio elektrifikasi nasional mencapai 92,80%. Masih ada dua provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur dan Papua yang rasio elektrifikasinya kurang dari 70%. (SF)

Bagikan Ini!