Komisi VII DPR: Pembagian Konkit Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan

Rabu, 20 September 2017 - Dibaca 1289 kali

TUBAN - Pemerintah kembali membagikan 566 paket perdana konverter kit (konkit) kepada nelayan di Kabupaten Tuban, tepatnya di Desa Suko, Widang, Jenu dan Bancar. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Ego Syahrial bersama Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Yudha secara simbolis menyerahkan bantuan paket konkit di Mangrove Center, Tuban, Jawa Timur, Rabu (20/9).

Satya Yudha memberikan apresiasi atas langkah pemerintah dalam mendorong penggunaan LPG sebagai bahan bakar untuk melaut. "Ini merupakan ide yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan," tegasnya.

Satya memaparkan, dalam perbincangan dengan nelayan, rata-rata pemasukan nelayan sebelum menggunakan LPG sekitar 50 ribu per hari atau sekitar Rp 1 juta per bulan, dengan asumsi sebulannya 20 hari melaut. "Sebulan penghasilan Rp 1 juta. Sangat kecil. Ini harus dipikirkan untuk meningkatkan (pendapatan). Salah satu caranya adalah mengurangi biaya operasi. Kapal berbahan bakar LPG bisa mengurangi biaya operasional nelayan," katanya.

Sementara itu dalam sambutannya, Ego Syahrial menuturkan bahwa program konversi BBM ke LPG bukan hanya menjadi tugas Pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan partisipasi dan kerja sama semua pihak. "Semua pihak harus terlibat dalam penyediaan alokasi gas bumi, ketersediaan dan pengoperasian infrastruktur untuk penyediaan dan pendistribusian LPG, serta jaminan ketersediaan LPG bagi para nelayan kecil pengguna menjadikan program konversi BBM ke LPG menjadi investasi bersama adalah salah satu cara," ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, badan usaha milik negara dan swasta dapat terlibat dalam penyediaan dan pendistribusian LPG untuk nelayan yang optimal. Selain itu, diperlukan juga keterlibatan badan usaha untuk layanan pemeliharaan konverter kit dan mesin kapal nelayan pengguna LPG, sehingga penggunaan LPG oleh para nelayan dapat dirasakan manfaatnya secara berkesinambungan.

Aspek regulasi juga perlu menjadi perhatian. "Dibutuhkan jaminan kepastian alokasi gas bumi untuk bahan baku kilang LPG, mendorong badan usaha untuk senantiasa menyediakan dan mendistribusikan LPG kepada nelayan, menetapkan harga gas bumi dan harga LPG yang optimum, menyiapkan porsi subsidi yang tepat sasaran untuk mendukung program konversi terjadi," lanjut Ego.

"Kemudian, sebagai langkah pendorong dan memasyarakatkan pemanfaatan LPG untuk nelayan, Pemerintah juga mendukung konversi dengan mendistribusikan konverter kit BBM ke LPG secara gratis," tambahnya.

Nelayan yang berhak menerima konkit nelayan harus memenuhi persyaratan, antara lain memiliki kapal dengan ukuran 5 GT, berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin lebih kecil atau sama dengan 13 HP, menggunakan jenis alat tangkap yang ramah lingkungan serta belum pernah menerima bantuan sejenis.

Nelayan Tuban yang tahun ini mendapat 566 paket perdana konkit merupakan jumlah terbesar dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Pada tahun 2017, dibagikan 16.981 paket konkit dengan anggaran Rp 120,92 miliar untuk 26 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Demak, Pasaman Barat, Banyuwangi, Jembrana, Tuban, Lombok Barat, Lombok Timur, Makasar, Gorontalo, Karangasem, Pasuruan, Cilacap, Sukabumi, Probolinggo, Mamuju, Labuhan Batu, Agam, Pemalang, Pekalongan, Lamongan, Malang, Maros, Jeneponto, Sopeng dan Kota Padang, Makassar dan Surabaya. (TW)

Bagikan Ini!