Kawah Sileri Letuskan Semburan Gas, Badan Geologi Kementerian ESDM Kirim Tim Tanggap Darurat

Minggu, 2 Juli 2017 - Dibaca 1322 kali

BANJARNEGARA - Kawah Sileri di kawasan Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengeluarkan letusan freatik atau letusan gas, Minggu (2/7). Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengirimkan Tim Tanggap Darurat ke lokasi bencana untuk melakukan monitoring dan evaluasi kawah-kawah di G. Dieng secara terus menerus (selama 24 jam) setiap harinya.

"Besok kami memberangkatkan Tim Tanggap Darurat Badan Geologi ESDM ke Kawasan Pegunungan Dieng untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara terus menerus selama 24 jam," ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial, Minggu (2/6).

Tim Tanggap Darurat tersebut bekerja secara koordinatif dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) Kabupaten Banjarnegara dan Instansi terkait. "Hasil monitoring dan evakuasi tim akan disampaikan kepada BNPD Banjarnegara untuk tindak lanjut penanganan kawasan Pegunungan Dieng, guna menghindari dampak yang mungkin timbul di kemudian hari," lanjut Ego.

Di samping itu, Badan Geologi juga mengimbau wisatawan dan masyarakat yang berada di sekitar kawasan Kawah Sileri untuk tidak mendekati dan melakukan aktivitas apapun di sekitar Kawah Sileri. Badan Geologi meminta agar kawah Sileri sementara waktu kita minta untuk ditutup oleh Polres dan Kodim dengan memasang police line dan membuat jalur evakuasi khusus yang selama ini belum ada.

Terkait dengan ancaman bahaya gas beracun CO2 dan H2S, masyarakat agar menghindari Kawasan Kawah Timbang yang juga berada di Pegunungan Dieng.

"Kami minta masyarakat agar tetap tenang serta tidak melakukan aktivitas di Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO2 dan H2S yang berbahaya bagi kehidupan dan masyarakat agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari 1 (satu) meter karena dari tempat tersebut masih berpotensi terancam bahaya gas CO2 dan H2S," jelas Ego.

Kawah Sileri di Pegunungan Dieng Desa Kepakisan Kecamatan Batur Kab Banjarnegara mengeluarkan letusan freatik pada pukul 11:54:24 WIB. Letusan freatik itu disertai dengan pengeluaran material lumpur setinggi kurang lebih 150 meter dengan jarak lontaran kurang lebih 50 meter kearah utara dan selatan serta kurang lebih 50 meter ke arah waterboom. Gempa terjadi hanya pada saat letusan. Tidak ada gempa susulan. Akibat kejadian tersebut menyebabkan korban 12 orang yang sedang berwisata di kawasan Kawah Sileri, dengan rincian 11 orang luka ringan (akibat terkena lumpur dan lari panik) dan 1 orang luka sedang (panik dan terjatuh).

Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),Badan Geologi Kementerian ESDM, Kasbani menjelaskan, erupsi atau letusan yang terjadi di Kawah Sileri merupakan erupsi freatik. Jenis erupsi ini terjadi lantaran adanya kontak antara air tanah, air danau, atau air hujan dengan magma yang berada di bawah permukaan bumi. Kontak antara air dan magma kemudian menciptakan uap air yang kemudian terkumpul di bawah permukaan dan menunggu untuk "meletus" pada batas tekanan tertentu. "Letusan freatik merupakan letusan yang sifatnya tiba-tiba dan sesaat.

ditambahkan Kasbani, gas yang keluar dari kawah mengandung CO2 dalam kadar tertentu. Namun ia meyakinkan bahwa kandungan CO2 dalam gas yang keluar dari Kawah Sileri saat ini masih dalam batas wajar. Ia menegaskan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pemantauan atas kandungan gas di kompleks Dataran Tinggi Dieng. Meski tidak ada kandungan yang berbahaya dalam gas, tetapi Kasbani mengingatkan bahwa potensi erupsi freatik masih ada di Kawah Sileri.

Pada 2017, Kawah Sileri pernah meletus sebanyak dua kali yakni pada April dan Mei lalu. PVMBG menegaskan untuk meminta pihak pengelola menutup area kawah hingga radius 100 meter. Selain material yang terlempar akibat erupsi, hal yang cukup berbahaya adalah keluarnya gas beracun dari kawah Sileri. (SF)

Bagikan Ini!