Kajian Ramadhan Babinrohis Kementerian ESDM Hadirkan Imam Besar Masjid Istiqlal

Kamis, 29 April 2021 - Dibaca 852 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 148.Pers/04/SJI/2021

Tanggal: 28 April 2021

Kajian Ramadhan Babinrohis Kementerian ESDM Hadirkan Imam Besar Masjid Istiqlal

Guna meningkatkan pemahaman makna profesional dalam pandangan islam, Badan Pembina Rohani Islam (Babinrohis) Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengadakan tausiyah secara virtual dengan narasumber Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. K.H. Nasaruddin Umar. Kajian Ramadan 1442 H dengan tema "Memahami Konsep Lilahita'ala dengan Konsep Kerja Profesional dengan Integritas yang Tinggi" ini dihadiri oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Pimpinan Tinggi, pegawai serta Dharma Wanita Persatuan Kementerian ESDM. Rabu (27/4).

"Merupakan kebahagiaan bagi kami, atas kehadiran Prof. K.H. Nasaruddin Umar yang telah meluangkan waktunya memenuhi undangan untuk bersilaturahmi, walau secara virtual bersama Keluarga Besar Kementerian ESDM, terlebih dalam suasana Bulan Ramadan yang penuh rahmat ini. Semoga pertemuan ini menjadi jalan berkah dan ilmu bagi kita semua," Arifin dalam sambutannya.

Kita semua hadir disini, lanjut Arifin, untuk mendengar dan meresapi ceramah yang akan diberikan oleh Prof K.H. Nasaruddin Umar yang akan membimbing kita untuk meningkatkan kualitas ibadah, khususnya di bulan Ramadhan ini.

Menurut Menteri ESDM, acara semacam ini sangat bermanfaat karena itu dirinya meminta kepada Babinrohis Kementerian ESDM untuk dapat terus melaksanakan kegiatan semacam ini di waktu mendatang.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan ini, selanjutnya saya berharap agar Pimpinan Unit Utama dan seluruh pengurus Babinrohis di lingkungan Kementerian ESDM dapat terus melaksanakan kegiatan semacam ini pada bulan-bulan lainnya," ujarnya.

Dalam ceramahnya, Prof K.H. Nasaruddin Umar mengatakan, untuk menjadi seorang pekerja yang professional haruslah menggunakan perasaan dan cintanya kepada pekerjaan yang ditekuninya. Tidak mungkin ada seorang professional sejati yang tidak bekerja dengan perasaan dan dengan cinta.

c-Screenshot_20210429-203134_WhatsApp.jp

"Se-profesional apapun kalau hanya mengandalkan kemampuan akalnya maka hasilnya tidak akan maksimal," ujar Nasaruddin.

"Nabi Muhammad "the Best leader" dan sekaligus "the best manager" di mana salah satu kekuatannya adalah bekerja mengandalkan perpaduan antara reason and emotion," lanjutnya.

Demikian juga dengan tingkatan ibadah setiap orang, yang terbagi atas ibadah manusia awam, ahlut tha'ah dan terus meningkat kadarnya menjadi ahlul ibadah.

"Perbedaan antara ahlut tha'ah dengan ahlul ibadah, kalau ahlut tha'ah itu ibadahnya masih dirasakan sebagai beban dan tanggung jawab, sedangkan ahlul ibadah ibadahnya sudah dirasakan sebagai sebuah kesenangan dan kebahagiaan," jelas Nasaruddin.

Selain itu, ibadah ahlut tha'ah termotivasi oleh keinginan masuk surga dan ketakutan akan masuk neraka, sedangkan ahlul ibadah, ibadahnya termotivasi karena oleh cinta dan tidak dikaitkan dengan surga dan neraka," pungkasnya. (SF)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Bagikan Ini!