I Gede Swantika : Dentuman (Sonic Wave) Sudah Mulai Melemah

Sabtu, 26 Februari 2011 - Dibaca 3684 kali

DENPASAR. Masyarakat sekitar Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur diminta tetap tenang dengan adanya suara gemuruh (dentuman) yang dirasakan karena berdasarkan kejadian serupa yang terjadi sebelumnya di beberapa wilayah Indonesia tidak menimbulkan bencana dan akan berhenti dengan sendiri seiring berjalannya waktu. Suara gemuruh saat ini sudah mulai melemah dan akan segera hilang.Masyarakat di KabupatenTrenggalek baik bagian utara maupun selatan merasakan adanya suara gemuruh, suarA tersebut telah terjadi sejak awal bulan Januari 2011 dan mencapai puncaknya pada minggu pertama sampai minggu kedua, baik dari segi jumlah maupun besar getaran sampai saat terakhir ini suara dentuman sudah mulai melemah atau menghilang, demikian informasi yang dikirimkan Kepala Bidang Gempa Bumi dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM I Gede Swantika melalui pesan singkatnya kepada esdm.go.id, Sabtu (26/2/2011).Berdasarkan kejadian serupa yang dialami sebelumnya dibeberapa wilayah Indonesia seperti di Papua (2000), Samosi-Toba (2002), Lampung dan Wonogiri-Jogyakarta (2006) serta Tanjung Sari-Sumedang (2010) tidak menimbulkan bencana dan setelah beberapa bulan dentuman berhenti.Mengenai penyebab dentuman (sonic wave) tersebut, I Gede Swantika menyatakan, dentuman disebabkan oleh benturan atau gesekan massa tanah yang cukup besar atau blok batuan akibat curah hujan yang tinggi atau bekerjanya gaya-gaya tektonik. Secara geologis daerah Trenggalek merupakan daerah labil dan mudah terganggu karena banyak dilewati sistem sesar yang sejajar saling berpotongan (arah Barat Daya-Timur Laut dan Tenggara-Barat Laut)Kementerian ESDM cq. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengirimkan Tim Tanggap Darurat Bidang Kebencanaan untuk melakukan pemeriksaan lapangan, pemantauan dentuman dan kegempaan serta melakukan sosialisasi kebencanaan. Tim Pertama sudah melakukan penyelidikan dan pemantauan sejak Selasa (22/2/2001) dan kembali Jumat (25/2/2011) malam untuk digantikan oleh tim kedua.Berdasarkan hasil penyelidikan Tim Tanggap Darurat diketahui, dentuman tidak menimbulkan dampak yang berarti di lapangan, baik berupa kerusakan geologis (tanah retak, longsor dan likuifaksi atau pelulukan tanah) maupun kerusakan rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya. Dentuman sudah menurun drastis dan fisikologis masyarakat secara bertahap sudah menuju situasi normal. (SF)

Bagikan Ini!