Hingga H+6 Idul Fitri 1438 H, Pasokan BBM dan Listrik Aman

Minggu, 2 Juli 2017 - Dibaca 814 kali

JAKARTA - Hingga H+6 Hari Raya Idul Fitri 1438 H (1 Juli 2017), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Posko Nasional Sektor ESDM melaporkan bahwa stok maupun proses penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dalam posisi normal, begitu pula halnya dengan kondisi beban puncak pasokan listrik nasional.

Sesuai laporan posko, selama hari Sabtu, tanggal 1 Juli 2017 ketahanan kondisi stok BBM dan LPG aman dan berjalan normal dengan ketahanan stok antara 21-41 hari, sementara cadangan operasi pasokan listrik secara keseluruhan sebesar 4,5 GW.

Posko nasional sektor ESDM terus mengawal kondisi BBM, LPG dan pasokan listrik selama arus balik Idul Fitri 1438 H. Contohnya, pasokan BBM untuk wilayah pelabuhan Merak-Bakauheni, stok BBM dijaga 2 kali lipat dari kebutuhan reguler. Langkah ini di lakukan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pasokan BBM sekaligus menjaga kenyamanan masyarakat saat arus balik tahun ini.

Dalam kunjungan kerja ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Panjang di Provinsi Lampung, Sabtu (1/7), Menteri ESDM Ignasius Jonan mengungkapkan bahwa pengelolaan dan pemenuhan pasokan BBM pada periode lebaran 2017 mengalami peningkatan positif dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya "Secara umum, tahun ini, khususnya tentang pasokan BBM jauh lebih bagus dari tahun-tahun lalu. Kekurangan di tiap daerah, termasuk LPG hampir tidak ada, sangat minimal sekali," tutur Menteri Jonan.

Secara rinci, ketahanan stok BBM dan LPG pada 1 Juli 2017 adalah sebagai berikut: Premium: 21,07 hari; Solar: 28,30 hari; Pertalite: 23,68 hari; Kerosene: 78,84 hari; Pertamax: 27,70 hari; Pertamax Turbo: 41,06 hari; Pertamina Dex: 36,15 hari; Dexlite: 27,37; LPG: 17,43 hari dan Avtur 27,63 hari.

Dengan ketahanan stok bahan bakar tersebut, Menteri Jonan menyatakan bahwa sampai hari ini, tidak ada daerah di Indonesia yang mengalami kekurangan dan kesulitan pasokan BBM. "Tidak sampai ada suatu daerah yang kekurangan dalam jangka waktu yang panjang. Kalau ada satu atau dua titik mungkin kekurangannya itu 3 jam, karena terlambat dalam pengiriman. Tidak sampai satu hari," ungkap Menteri Jonan.

Sementara itu, pada periode beban puncak listrik 1 Juli 2017 siang, secara keseluruhan daya mampu pasok nasional adalah sebesar 27.077,34 MW dengan beban puncak sebesar 22.696,60 MW, sehingga terdapat cadangan operasi sebesar 4.591,24 MW.

Selain mengantisipasi ketersedian BBM dan pasokan listrik, posko ESDM juga memantau dengan seksama aktivitas geologi. Posko melaporkan Gunung Sinabung masih dalam status awas (level IV). Teramati guguran dengan jarak luncur 500-1000m memgarah ke timur, tenggara, dan selatan pada 1 Juli 2017 dari pukul 12.00-18.00.

Masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak, jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada di sekitar dan bermukim di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap waspada mengingat adanya kemungkinan bendungan jebol sewaktu-waktu akibat tidak dapat menahan volume air yang dapat menyebabkan lahar/banjir bandang ke hilir.

Sementara itu terdapat 17 gunung api masih dalam tingkat aktivitas Waspada (level II), yaitu: G.Karangetang, G.Lokon, G.Rinjani, G. Soputan, G. Sangeanapi, G. Rokatenda, G. Dukono, G. Ibu, G.Gamkonora, G. Gamalama, G. Banda Api, G. Semeru, G.Bromo, G. Anak Krakatau, G.Dempo, G.Marapi dan G.Kerinci. Meski demikian, tidak ada laporan gempa diatas 5 Skala Richter dan kejadian tanah longsor pada tanggal 1 Juli 2017 mulai pukul 15.00-21.00.

Download Laporan Harian Pelaksanaan Posko Nasional Sektor ESDM: Status 1 Juli 2017 di sini. (KO)

Bagikan Ini!