Buka Forkom Pengajar BPSDM, Wamen ESDM: Ubah Paradigma Human Resources ke Human Capital

Sabtu, 14 Oktober 2017 - Dibaca 1280 kali

BANDUNG - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyampaikan peran penting manusia sebagai Human Capital dalam kehidupan saat ini. "Dalam terminologi sekarang, Human Resources itu perlahan-lahan itu istilahnya digantikan Human Capital," ujar Arcandra mengawali sambutannya pada acara Forum Komunikasi Widya Iswara, Dosen, dan Instruktur yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM di Bandung, pagi ini, Sabtu (14/10).

Arcandra menjelaskan, dalam konteks Human Resources, seolah manusia itu pasif dan menjadi objek dalam mengerjakan sesuatu. "Human Capital tidak berpikir terhadap resources yang ada untuk menghasilkan sebuah revenue, tapi berpikir bagaimana menggunakan waktu dan berpikir efisien dan efektif untuk melakukan sesuatu," lanjut Arcandra.

Di hadapan para pengajar yang hadir ini, Arcandra berpesan untuk terus memotivasi diri agar menjadi pribadi berkembang dan lebih menghasilkan. Wamen ESDM tersebut juga mengatakan bahwa Management of Human Resources saja tidak cukup untuk membuat perkembangan sebuah organisasi tetap berlanjut.

Dicontohkan Arcandra sebagai bahan pembelajaran, di Amerika Serikat kewajiban seorang bekerja selama 1 minggu adalah 40 jam, sama seperti di Indonesia. Namun bedanya, jika di Indonesia ukuran jam kerja dibatasi oleh alat absensi, di Amerika pemenuhan kewajiban jam kerja diatur oleh pribadi masing-masing. "Yang mengontrol waktunya 40 jam adalah diri sendiri. Ini perilaku Human Capital. Harus menghasilkan sesuatu. Siapa yang mengontrol? Yang mengontrol adalah achievement yang dibikin," jelas Arcandra.

Penjelasan Arcandra berlanjut tentang apa yang dibutuhkan untuk menjadi Human Capital. Pada praktiknya Human Capital tidak hanya memerlukan alat, metodologi, dan managemen, namun juga penting memiliki sikap yang terbuka, keinginan untuk membantu orang lain, merefleksikan pekerjaan pada diri, bersikap empati, memiliki kemampuan strategi komunikasi yang baik serta menguasai kemampuan praktikal.

Sejalan dengan hal tersebut, guna menjadi pemimpin yang baik, Arcandra menyebutkan bahwa pemimpin haruslah memiliki energi yang positif sehingga dapat memotivasi orang lain agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang kita harapkan. "Kemampuan sesorang dalam berkata ya atau tidak serta dapat mengambil keputusan pada sesuatu hal yang besar harus dimiliki seorang pemimpin," tegas Arcandra.

Terakhir, hal yang penting bagi seorang pemimpin adalah memiliki passion terhadap apa yang dikerjakan. "Pada dasarnya, Human Capital lebih mengandalkan kemampuan berpikir dari pada bekerja hanya dengan tenaga/otot," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian ESDM saat ini sedang melakukan transformasi pada BPSDM dan Balitbang untuk menjadi Badan Layanan Umum sehingga akan lebih memperluas fungsi layanan dan fleksibel dalam mengikuti dinamika perkembangan sektor energi dan sumber daya mineral.

Forum Komunikasi Widya Iswara, Dosen, dan Instruktur ini merupakan penyelenggaraan pertama kali oleh BPSDM-KESDM. Acara yang terselenggara di Gedung PPSDM Geominerba, Bandung ini mengundang 169 peserta. Menurut Kepala BPSDM ESDM, IGN Wiraatmaja Puja acara yang terselenggara selama 2 hari berturut-turut ini menghadirkan Dosen, Widya Iswara dan Instruktur duduk bersama membentuk kelompok-kelompok untuk membahas rencana strategis dan action plan kedepan. Dalam acara ini juga turut mengundang sebagai narasumber yaitu Dwi Sucipto, Mantan Direktur Utama Pertamina; Tony Silalahi, Direktur Poltek Astra, dan I Wayan Suweca DEA akademisi dari Institut Teknologi Bandung. (KA)

Bagikan Ini!