Bioenergy Goes to Campus: Tingkatkan Public Awareness dan SDM Andal untuk Pengembangan Bioenergi

Kamis, 6 April 2017 - Dibaca 2116 kali

Malang - Kementerian ESDM melalui Direktorat Bioenergi mengadakan acara 'Bioenergy Goes to Campus' di Universitas Brawijaya, pada hari Kamis (06/04). Acara tersebut juga mengundang Ketua harian dari Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) dan Asosiasi Produsen Listrik Bioenergi Indonesia. (Aplabi). Acara ini dilaksanakan sebagai upaya Pemerintah untuk memberikan informasi pemanfaatan Bioenergi secara umum, kebijakan pemerintah, hingga implementasi di dunia industri bioenergi di Indonesia, dan merupakan acara pertama yang dilangsungkan oleh Direktorat Bioenergi, yang ke depannya akan dilaksanakan di beberapa universitas lain di Indonesia.

Dalam acara tersebut, Kasubdit Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi, dr. Ir, Farida, M.Si yang mewakili Direktur Bioenergi, memaparkan mengenai kebutuhan energi yang akan terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang. "Kebutuhan energi pasti akan meningkat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk, sehingga isu ketahanan energi akan terus menjadi isu global yang akan kita hadapi," ungkap Farida. Sampai saat ini, pemenuhan kebutuhan energi nasional masih didominasi oleh energi fosil dengan pangsa sebesar 95%, sedangkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai sekitar 5%.

Minimnya pemanfaatan EBT terutama Bioenergi saat ini dikarenakan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah minimnya public awareness terkait peranan Bioenergi. Padahal, pemanfaatan Bioenergi yang tepat guna dapat menjadi salah satu solusi permasalahan energi di Indonesia, seperti peningkatan rasio elektrifikasi, bahan bakar alat transportasi, maupun sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Upaya-upaya nyata dari Pemerintah, swasta, dan akademisi sangat dibutuhkan untuk membangun public awareness terkait pemanfaatan bioenergi di Indonesia, sehingga masyarakatnya dapat lebih peka terhadap kebutuhan dan kemampuan pengelolaan energi lokal.

Di samping upaya untuk membangun public awareness, pemerintah juga menghadapi kendala lain untuk mengembangkan sektor bioenergi, yaitu kurangnya SDM andal yang memiliki keahlian dan keterampilan. SDM yang andal sangat dibutuhkan untuk mendukung percepatan pemanfaatan bioenergi, dan menciptakan keberadaan teknologi mumpuni yang memungkinkan harga bioenergi menjadi terjangkau. "Kami berharap para akademisi akan terus mendukung upaya pemerintah melalui riset-riset yang dapat memudahkan, dan menciptakan teknologi baru bagi pemanfaatan teknologi Bioenergi dengan biaya yang terjangkau dan tepat guna," tutup Farida. (AI)

Bagikan Ini!