Badan Geologi : Gerakan Tanah Tol Cipularang Akibat Curah Hujan yang Tinggi dan Retaining Wall Kurang Kuat

Rabu, 14 Januari 2009 - Dibaca 4467 kali

BANDUNG. Gerakan tanah yang terjadi berupa longsoran bahan rombakan. dengan panjang gawir longsoran 30 meter, lebar 25 meter pada Km 114,800, selian diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi juga kurang kuatnya dinding penahan tebing (retaining wall).Tim Tanggap Darurat (TTD), Badan Geologi yang segera berangkat menuju lokasi kejadian menjelaskan, retaining wall yang dibuat hanya pada bagian atas lereng sehingga justru menambah beban pada lereng tersebut. Sebaiknya konstruksi retaining wall diperkuat dengan fondasi hingga mencapai batuan dasarTTD menambahkan, faktor penyebab lainnya adalah penggunaan lahan berupa areal pesawahan di atas lereng yang terjal, kurangnya tanaman keras pada bagian yang longsor serta kemiringan lereng yang terjal sehingga menyebabkan material longsoran mudah bergerak.Gerakan Tanah yang terjadi pada hari Selasa 13 Januari 2009, pukul 12.30 wib mengakibatkan material longsoran menutupi badan jalan Tol arah Jakarta - Bandung pada Km 114,800, sehingga arus lalu lintas kendaraan arah Jakarta - Bandung terganggu..Secara umum morfologi sekitar lokasi bencana Desa Tagogapu Kecamatan Padalarang, merupakan perbukitan bergelombang agak terjal sampai terjal, dengan kemiringan lereng antara 10 - 60?. Lokasi bencana berada pada tebing lereng yang dipotong untuk jalur jalan tol, dengan kemiringan sekitar 60? dan ketinggian 615 - 625 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah/Tanah Longsor Jawa Bagian Barat, Bulan Januari 2009 daerah sekitar Daerah Bojongkiara, Desa Tagogapu, Kecamatan Padalarang termasuk dalam potensi terjadi gerakan tanah tinggi, artinya daerah ini berpotensi tinggi terjadi gerakan tanah bila curah hujan di atas normal.

Bagikan Ini!