Lifting Migas Tahun 2024 Diproyeksikan 2,057 Juta BOEPD

Kamis, 30 Januari 2020 - Dibaca 4884 kali

Jakarta, Pemerintah c.q Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memproyeksikan lifting minyak dan gas bumi (migas) tahun 2024 mencapai 2.057.000 barel setara minyak per hari. Perinciannya, lifting minyak 743.000 barel per hari dan gas bumi 1.314.000 barel setara minyak per hari.

"Kita berupaya mempertahankan lifting migas, di mana target tahun 2024 sebesar 2.057.000 barel setara minyak per hari," papar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dihadapan Komisi VII DPR pada rapat kerja mengenai rencana strategis Kementerian ESDM 5 tahun ke depan, Senin (27/1).

Dalam paparannya pada pertemuan tersebut, Kementerian ESDM memproyeksikan selama lima tahun mendatang, lifting migas menunjukkan peningkatan yaitu 1.953.000 barel setara minyak per hari pada tahun 2020, terdiri dari lifting minyak 755.000 barel per hari dan gas 1.198.000 barel setara minyak per hari. Untuk 2021, diproyeksikan lifting migas 1.984.000 barel setara minyak per hari yang terdiri dari lifting minyak 716.000 barel per hari dan gas 1.268.000 barel setara minyak per hari.

Sedangkan untuk tahun 2022, lifting migas diproyeksikan sebesar 2.015.000 barel setara minyak per hari yaitu lifting minyak 727.000 barel per hari dan gas 1.288.000 barel setara minyak per hari. Tahun 2023, lifting migas sebesar 2.036.000 barel setara minyak per hari yaitu minyak 743.000 barel per hari dan gas 1.293.000 barel setara minyak per hari. Terakhir, tahun 2024 diproyeksikan lifting migas 2.057.000 barel setara minyak per hari, di mana lifting minyak 743.000 barel per hari dan gas 1.314.000 barel setara minyak per hari.

Proyeksi lifting minyak tersebut, berasal dari pengembangan sumur-sumur migas yang ada sekarang ini. Untuk tahun 2023, diharapkan terdapat penambahan lifting minyak dari Lapangan Ande-ande Lumut sebesar 25.000 barel per hari dan Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) sebesar 23.000 barel per hari tahun 2024.

Sedangkan untuk gas bumi, terdapat beberapa lapangan yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi dan dalam jangka panjang akan memberikan kontribusi besar. Misalnya Lapangan Abadi di Blok Masela yang diperkirakan memproduksi gas 36.000 barel setara minyak per hari pada tahun 2027.

Untuk menggenjot produksi migas, Pemerintah melakukan berbagai usaha seperti peningkatan produksi dari sumur-sumur tua melalui penggunaan teknologi seperti Enhance Oil Recovery (EOR) bio chemical surfaktan. "Program EOR ini memang memerlukan waktu karena dilakukan secara bertahap mulai dari laboratorium dulu, disesuaikan dengan subsurface yang ada di lokasi-lokasi," kata Menteri Arifin.

Potensi migas lainnya diharapkan dari penggalian batuan sumber, namun membutuhkan upaya lebih keras dan biaya yang mahal. "Masih ada potensi kita kalau mau gali lebih dalam lagi, karena batuan ada lapisan paling bawah. Mudah-mudahan bisa dilakukan, tapi cost lebih mahal," tutup Arifin. (TW)