Perkembangan Teknologi Membutuhkan SDM Ketenagalistrikan yang Adaptif

Rabu, 18 November 2020 - Dibaca 863 kali

Guna menjawab tantangan di era digital dan industri 4.0, dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat, berkualitas, dan adaptif terhadap perubahan teknologi yang cepat. Untuk itu pemerintah berkomitmen meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di subsektor ketenagalistrikan yang mendukung perkembangan teknologi. Hal tersebut ditegaskan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Munir Ahmad saat menjadi pembicara diskusi panel pada Webinar yang diselenggarakan Forum Rektor Indonesia (FRI) berkolaborasi dengan Telkom University, Selasa (17/11).

Acara yang diselenggarakan secara daring ini mengangkat tema "Sustainability Energi dan SDM Unggul Untuk Indonesia Maju". Dalam kesempatan tersebut Munir menyampaikan paparan bertajuk Sustainability Energi Dan Talenta Untuk Indonesia Maju di Subsektor Ketenagalistrikan. Ia menyampaikan topik mengenai arah pengembangan penyediaan tenaga listrik yang environmental sustainability dan pengembangan kompetensi SDM untuk peningkatan produktivitas dan daya saing di subsektor ketenagalistrikan. Hadir pula dalam acara tersebut Rektor Telkom University Adiwijaya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial, Direktur Bioenergi, Ditjen EBTKE Andriah Feby Misna, dan Ketua Forum Rektor Indonesia Arif Satria.

Menurut Munir, peningkatan kualitas SDM dapat ditempuh melalui beberapa cara antara lain melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja, dunia profesi, dan atau belajar sendiri. Dengan jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan (JKK)-Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), kualifikasi dan kompetensi teknik dari berbagai jalur disebutnya akan mendapat pengakuan yang sama.

"Untuk mendapatkan pengakuan, perlu dilakukan uji kompetensi yang akan hasilnya akan mendapatkan Sertifikasi Kompetensi," ujar Munir.

Dalam memperkuat SDM Ketenagalistrikan ini, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan disebut Munir telah melakukan MoU bersama Diretorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Kerjasama yang dilakukan terkait pengembangan pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri. Selanjutnya akan dilakukan sertifikasi kompetensi kepada peserta didik kejuruan secara portofolio melalui badan usaha jasa penunjang tenaga listrik. Sertifikasi kompetensi dalam perguruan tinggi juga akan dilakukan melalui Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) yaitu program yang dapat memberikan pengayaan wawawasan dan keterampilan kepada mahasiswa untuk mempersiapkan dan menciptakan SDM Indonesia yang unggul dalam menghadapi persaingan global.

Peningkatan kemampuan SDM ketenagalistrikan sangat dibutuhkan dalam menghadapi kemandirian energi, khususnya di subsektor ketenagalistrikan. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dalam acara tersebut mengatakan bahwa masa depan energi khususnya ketenagalistrikan akan banyak dikembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan yang bersifat intermitten.

"Hingga tahun 2035 direncanakan terdapat 37,35 GW tambahan pembangkit EBT," ucapnya.

Ego menilai webinar seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan terkait roadmap sektor energi untuk kalangan akademisi.

"Saya sangat berharap bahwa dengan diselenggarakannya acara seperti ini akan membuka cara berpikir kita dalam menghadapi berbagai tantangan energi dan sumber daya mineral saat ini terutama bagi para akademisi dan pelaku industri," ujar Ego.

Rektor Telkom University Adiwijaya menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk membangun semangat inovasi bagi para akademisi di universitas. Menurutnya diskusi mengenai energi ini disebabkan karena perkembangan dunia digital. Menurutnya teknologi digital tidak ada artinya jika tidak disupport oleh energi. Ia berharap setiap universitas memiliki penelitian-penelitian yang mendukung kemandirian energi.

"Dengan pertemuan ini kita bisa saling menginspirasi, terutama menjadikan Indonesia lebih baik" tutupnya. (PSJ)