Pemerintah Dukung Pengembangan SDM Ketenagalistrikan Hadapi Industri 4.0

Kamis, 1 April 2021 - Dibaca 609 kali

Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia mengarah ke pembangunan yang berkelanjutan yaitu mengutamakan pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan. Untuk menjawab tantangan kemajuan sektor energi dan ketenagalistrikan di era digital dan industri 4.0, dibutuhkan kerja sama semua pihak yang didukung dengan pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat dan berkualitas serta adaptif terhadap perubahan teknologi yang cepat.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana pada acara Dies Natalis Institut Teknologi PLN ke 23, Kamis, (1/4/2021). Acara ini dilakukan secara online melalui webinar dengan tema "Peran Pendidikan Tinggi di Bidang Ketenagalistrikan".


"Dengan Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan (JKK) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), kualitas dan kompetensi tenaga teknik dari berbagai jalur akan mendapatkan pengakuan yang sama," ungkap Rida.


Rida menjelaskan untuk mendapatkan pengakuan kompetensi, sebelumnya dilakukan uji kompetensi untuk kemudian mendapatkan sertifikat kompetensi. Pada jalur dunia kerja, sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan di Indonesia yang sesuai klasifikasi bidang dan subbidang usaha, telah dilaksanakan dari 20 tahun terakhir melalui uji kompetensi sesuai dengan Metodologi Sertifikasi Kompetensi Ketenagalistrikan (MSKK) dan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK). Untuk Tenaga Kerja Asing (TKA), kompetensi terkait subsektor ketenagalistrikan telah diatur melalui jabatan tertentu yang dapat diduduki TKA dan selanjutnya dilakukan sertifikasi kompetensi.


Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan telah menyusun peta jabatan ketenagalistrikan yang diluncurkan pada tanggal 29 Oktober 2018. Dari peta jabatan ketenagalistrikan sampai tahun 2020, terdapat 1400 jabatan dari level 1 sampai dengan level 9 yang telah sesuai dengan KKNI. Dan jumlah unit kompetensi yang tersedia sebanyak 1.674 unit kompetensi.


Pemetaan jabatan bidang ketenagalistrikan dibagi berdasarkan area pekerjaan, yaitu area pembangkitan, transmisi, distribusi, dan pemanfaatan tenaga listrik. Kemudian pada masing-masing area terdiri dari beberapa jenis pekerjaan, diantaranya adalah konsultasi, pembangunan dan pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pengoperasian, dan pemeliharaan.


Untuk sertifikasi kompetensi jalur pendidikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan telah melakukan MoU bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah terkait pengembangan pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri. Selanjutnya dilakukan sertifikasi kompetensi kepada peserta didik kejuruan secara portofolio melalui badan usaha jasa penunjang tenaga listrik.


Sertifikasi kompetensi dalam perguruan tinggi dilakukan melalui Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB). PMMB adalah program yang dapat memberikan pengayaan wawawasan dan keterampilan kepada mahasiswa, untuk mempersiapkan dan menciptakan SDM Indonesia yang unggul dalam menghadapi persaingan global melalui link and match antara industri subsektor ketenagalistrikan dan perguruan tinggi.


Dalam kesempatan yang sama, Rektor IT PLN Iwa Garniwa Mulyana menyampaikan bahwa seluruh civitas akademika IT PLN terus berusaha untuk menjadikan lulusan yang siap bekerja dengan baik. "Untuk itu, kami perlu insight dan masukan dari Dirjen Ketenagalistrikan tentang bagaimana kondisi ketenagalistrikan di Indonesia," ujar Iwa.


Rida menambahkan bahwa perkembangan teknologi yang semakin cepat saat ini, suka tidak suka akan mempengaruhi pengembangan subsektor ketenagalistrikan baik bisnis penyediaan tenaga listrik maupun kebutuhan SDM- nya. Semua pihak sesuai dengan perannya masing-masing harus menyiapkan diri dalam menghadapi berbagai macam perubahan dan tantangan yang ada terkait dengan subsektor ketenagalistrikan.


"Harapan kami semoga IT PLN sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan subsektor ketenagalistrikan di Indonesia terus mampu mencetak lulusan yang berkualitas, memiliki kompetensi, dan berintegritas dalam menghadapi tantangan2 subsektor ketenagalistrikan di masa depan," tutup Rida.

(U)