Indonesia dan Korea Selatan Bekerja Sama Tingkatkan Keselamatan Ketenagalistrikan dan Gas

Senin, 11 Desember 2017 - Dibaca 2029 kali

Dirjen Ketenagalistrikan Andy N Sommeng membuka "Electrical and Gas Safety Management Workshop", Senin (11/12), di Auditorium Samaun Samadikun, Gedung Ditjen Ketenagalistrikan Jakarta. Tujuan workshop ini adalah untuk pengembangan kapasitas (capacity building) inspektur ketenagalistrikan dan inspektur migas. Acara ini terselenggara atas kerja sama Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia dengan Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi (MOTIE) Korea Selatan. Selama lima hari ke depan (11-15 Desember 2017), workshop ini akan terbagi menjadi dua sesi yakni sesi kelas dan kunjungan lapangan.

Keselamatan ketenagalistrikan menjadi salah satu fokus Ditjen Ketenagalistrikan. Terlebih lagi, kecelakaan karena listrik masih terjadi seperti kebakaran di Stasiun Klender pada Mei 2017 akibat korsleting listrik. Untuk mencegah kecelakaan akibat listrik, Andy mengungkapkan, pemerintah telah mengeluarkan UU Nomor 30/2009 tentang Ketenagalistrikan. Dalam Pasal 44 ayat (1) disebutkan bahwa setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan. Akan tetapi, kecelakaan akibat listrik masih terjadi karena pihak-pihak yang melanggar aturan. Untuk itu, Kementerian ESDM membentuk inspektur ketenagalistrikan yang menyediakan asistensi dan supervisi dalam aspek teknis.

"Saat ini, Indonesia mempunyai 88 inspektur ketenagalistrikan yang terdiri atas 55 inspektur di Ditjen Ketenagalistrikan dan 33 lainnya tersebar di level provinsi," Andy menjelaskan. Lebih lanjut, dia mengatakan akan menambah jumlah inspektur ketenagalistrikan di Ditjen Ketenagalistrikan dalam waktu dekat.

Andy mengungkapkan inspektur ketenagalistrikan dan inspektur migas mempunyai peran penting dalam melaksanakan inspeksi teknis dan supervisi instalasi listrik dan gas untuk memastikan instalasi ini memenuhi persyaratan keselamatan ketenagalistrikan dan gas. Oleh karena itu, lanjut Andy, inspektur harus memiliki pengetahuan yang luas dan kemampuan teknis dan manajerial yang mumpuni.

Andy berharap proses transfer pengetahuan antara Korea Selatan dan Indonesia dapat berjalan dengan baik. "Saya berharap para inspektur mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang inspeksi keselamatan ketenagalistrikan dan gas sehingga pengetahuan ini dapat diterapkan dalam lingkup pekerjaan," ungkap Andy.

Sebelum menutup sambutannya, Andy mengucapkan terima kasih kepada MOTIE, Korea Electrical Safety Cooperation (KESCO), dan Korea Gas Safety Cooperation (KGS) karena berbagi pengetahuan melalui workshop ini. Andy berharap kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dapat terus berlanjut di masa mendatang, serta keselamatan ketenagalistrikan dan gas dapat tercapai untuk instalasi yang aman, andal, dan ramah lingkungan.

Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia Yangtaek Moon saat memberikan sambutan mengungkapkan bahwa Korea Selatan bahagia dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan Indonesia. Dia berharap dengan adanya workshop ini, Indonesia tidak mengulangi kesalahan yang dulu dilakukan Korea Selatan terkait keselamatan ketenagalistrikan dan gas. (AMH)