Dirjen Gatrik Pimpin Sesi Paralel Pertemuan Indonesia – China Energy Forum 2017

Jumat, 17 November 2017 - Dibaca 2127 kali

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Andy Noorsaman Sommeng hadir pada kegiatan the 5th Indonesia - China Energy Forum 2017 (ICEF ke-5) di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan Jakarta (Senin, 13 Nov 2017). ICEF merupakan forum pertemuan Pemerintah dan Pengusaha dari kedua negara yang membahas aspek kebijakan, regulasi, ekonomi dan teknologi dalam rangka pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral. ICEF dibentuk pada tanggal 24 Maret 2002 di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) melalui Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia (Menteri Pertambangan dan Energi) dan pemerintah RRT (Menteri Geologi dan Sumber Daya Mineral).

Sebagai informasi, ICEF Ke-1 berlangsung pada tanggal 25-27 September 2002 di Bali dan Jakarta; ICEF Ke-2 berlangsung pada tanggal 27-29 Oktober 2006 di Shanghai, RRT; ICEF Ke-3 berlangsung pada tanggal 22 Desember 2008 di Jakarta; dan ICEF Ke-4 berlangsung pada tanggal 19-20 Oktober 2010 di Nanning, RRT.

Pertemuan ICEF ke-5 ini dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Kementerian ESDM yang dipimpin oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan didampingi para direksi BUMN bidang energi, perwakilan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) serta pengusaha sektor energi di Tanah Air. Sedangkan pihak RRT dipimpin oleh Administrator National Energy Administration (NEA) RRT Mr. Nur Bekri dengan delegasi terdiri atas para pejabat di lingkungan NEA serta para pejabat dan direksi Perusahaan Tiongkok yang bergerak di Sektor Energi dan Sektor Perbankan proyek infrastruktur. Total delegasi dari RRT berjumlah lebih dari 150 (seratus lima puluh) peserta dari 30 (tiga puluh) perusahaan.

Pasca pembukaan oleh kedua Menteri, acara kemudian dibagi menjadi dua sesi paralel yang berjalan bersamaan, yakni Working Group (WG) on Oil, Gas and Coal serta Working Group on New, Renewable Energy and Electricity (WG on NRE & E).

Pertemuan paralel WG on NRE & E dipimpin oleh Dirjen Ketenagalistrikan sebagai chairman dengan didampingi Mr. Zhu Ming, (DG of Department of NRE) sebagai co-chair. Pertemuan WG on NRE & E ini dibagi menjadi tiga sesi, yakni, sesi I Renewable Energy, sesi II Electricity serta sesi III financial support. Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan menjadi narasumber pada sesi ke-II.

Dalam Sesi Paralel WG on NRE & E disepekati hal-hal sebagai berikut:

- Dalam bidang New & Renewable Energy, Pihak Indonesia mengundang perusahaan RRT untuk berinvestasi di Indonesia.

- Pihak RRT, melalui DG of NRE menawarkan kerjasama dalam pengembangan kebijakan, teknis dan kerjasama antar pelaku usaha.

- Pihak China Renewable Energy Engineering Institute (CREEI) memberikan saran kerjasama untuk pengembangan EBT di Indonesia:

a)Dibentuknya Working Group (WG) yang dikhususkan bagi pengembangan EBT dibawah kerangka Dialog Energi Antara Pemerintah RRT dan Indonesia

b)Pemerintah Indonesia akan secara aktif mendukung keterlibatan Perusahaan-perusahaan RRT dalam mengembangkan sektor EBT dengan perbaikan pada kebijakan dan mekanisme

- Pihak RRT melalui National Energy Administration menyampaikan prinsip-prinsip kerjasama energi international yang dapat dilakukan RRT:

a)Inovasi, koordinasi, hijau, terbuka dan sharing,

b)Dimulai dengan planning (perencanaan) dan dilanjutkan dengan proyek,

c)Saling menguntungkan dan win-win solution.

- Arah Pengembangan ketenagalistrikan di RRT salah satunya adalah meningkatkan kerjasama internasional di industri ketenagalistrikan dan berdasarkan pengalaman dalam pengembangan ketenagalistrikan, Indonesia dapat mencontoh yang dilakukan oleh RRT seperti pengembangan Sistem ketenagalistrikan generasi terbaru dengan sifat lebih fleksibel, lebih stabil dan lebih terkontrol.

- China Huadian mengajak untuk lebih melihat langsung teknologi yang telah dikembangkan oleh China Huadian dari pada hanya mendengar, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan kunjungan oleh pihak Indonesia ke RRT.

- PT SMI membuka kesempatan bagi investor dari RRT untuk berdiskusi perihal mengenai pendanaan proyek pembangunan infrastruktur energi di Indonesia.

Pertemuan ditutup dengan kesimpulan bahwa baik pihak RRT maupun Indonesia sepakat untuk menindaklanjuti hasil-hasil dalam forum ini dalam bentuk kerjasama yang lebih nyata.

(BAPLA)