Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Hadiri Rangkaian the 35th AMEM 2017

Kamis, 28 September 2017 - Dibaca 2188 kali

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Alihuddin Sitompul menghadiri pertemuan The 35th ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) & its Associated Meetings yang diselenggarakan di Pasay City, Manila, Filipina dari Senin (25/09) sampai Jum'at (29/09). AMEM merupakan gelaran tahunan antar menteri energi ASEAN dengan mitra wicara dan organisasi international yang relevan.

Pada pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Saleh Abdurrahman memimpin delegasi Indonesia. Selain didampingi Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, ia juga didampingi Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Ditjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, dan wakil dari unit kerja terkait Kementerian ESDM, Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN (KSEA)-Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), PT. PLN (Persero) dan PT. Pertamina (Persero).

Pertemuan pimpinan energi negara-negara ASEAN ini dipimpin dan dibuka oleh Menteri Energi Filipina, Secretary Alfonso G. Cusi. Dalam sambutannya, Cusi menekankan pada dua isu besar yang dihadapi oleh negara-negara di regional ASEAN yakni, pengurangan jejak (emisi) karbon dan realita global dibidang energi yang niscaya tidak dapat dihindari.

Pengurangan emisi karbon ini sesuai dengan target dokumen ASEAN Partnership on Energy Cooperation (APAEC) 2016-2025 dimana target energi terbarukan dalam bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025 dan juga sesuai dengan Blue Print Pengelolaan Energi Nasional yang tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) Indonesia. Sedangkan realita global dibidang energi yang disampaikan oleh Cusi adalah pemanfaatan energi terbarukan dalam pembangunan di regional ASEAN, dimana tren ke arah sumber energi yang ramah lingkungan, bersih dan berkelanjutan menjadi keniscayaan bagi seluruh negara di kawasan ASEAN. Pemanfaatan energi terbarukan di ASEAN makin didorong dengan turunnya harga produksi pembangkitan EBT. Cusi menyatakan bahwa EBT merupakan pilihan yang layak secara komersial, berkelanjutan dan terjangkau.

Selain itu, Cusi juga menyatakan bahwa liquified natural gas (LNG) atau gas bumi merupakan second energy revolution yang menjadi opsi penting bagi negara-negara ASEAN dalam transformasi dari penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan ke arah energi terbarukan. Peningkatan pemanfaatan LNG didorong oleh tiga faktor, yaitu peningkatan konsumsi di Asia, peningkatan produksi yang signifikan dari negara yang sebelumnya net-importir gas menjadi net-eksportir gas, serta turunnya harga gas dunia. ASEAN harus dapat memanfaatkan tren LNG tersebut dengan meningkatkan interkoneksi infrastruktur gas regional dan meningkatkan produksi LNG regional dari 25 million tonnes of oil equivalent (MTOE) ke 50 MTOE pada 2020. Cusi menutup sambutannya dengan kenyatan bahwa rencana-rencana tersebut memerlukan modal yang tidak sedikit dan mengajak para mitra wicara ASEAN dan semua pemangku kepentingan untuk bergabung dan berinvestasi di regional ASEAN.

Pada pertemuan AMEM ke-35 ini juga diselenggarakan acara ASEAN Energy Business Forum dimana sesi hari pertama ini ditutup dengan seremoni penghargaan ASEAN Energy Awards 2017. Indonesia menyabet 14 penghargaan pada ajang bergengsi ini yang bertujuan untuk memberi pengakuan terhadap best practices dan meningkatkan kesadaran publik terhadap pemanfaatan dan pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi. Pada kesempatan ini delegasi Indonesia mengucapkan selamat kepada para pemenang dan terus mendorong para pemenang untuk mempertahankan apa yang sudah diraih dan untuk dapat terus meningkatkannya. (BAPLA)