Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Buka Konsultasi Studi Bersama ACE-GEIDCO-UNESCAP

Kamis, 8 Februari 2018 - Dibaca 1436 kali

ASEAN Center for Energy (ACE) dalam kapasitasnya sebagai hub kerjasama energi ASEAN bekerjasama dengan United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dan Global Energy Interconnection Development and Cooperation Organization (GEIDCO) melaksanakan studi bersama dengan tema Pathways for Energy Interconnection in ASEAN - Accelerating energy transition for sustainable and resilient societies. Hasil dari studi tersebut akan menjadi kontribusi yang berharga bagi pengembangan the ASEAN Interconnection Masterplan Study (AIMS) ke-III untuk program ASEAN Power Grid (APG). Di samping itu, hasil workshop akan dipaparkan pada Asia Pacific Energy Forum (APEF) yang akan berlangsung pada Bulan April 2018.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Alihuddin Sitompul hadir untuk membuka forum tersebut pada Rabu (7/2) di Jakarta. Alihuddin menyatakan bahwa pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di ASEAN sekitar 7% dalam rentang 2010 - 2025 masih menyisakan sejumlah tantangan. "Namun di bawah semangat ASEAN, menjadi perhatian dan kewajiban bersama sebagai tetangga dan mitra untuk saling membantu memperkuat sistem dalam negeri dan memperluas akses tenaga listrik ke seluruh penjuru ASEAN," ungkapnya.

Sejak AIMS I & II, terdapat sejumlah perkembangan yang baik dalam kerangka ASEAN Power Grid (APG). Sebagai contoh bagi Indonesia yang memperoleh manfaat dari import tenaga listrik dari Sarawak untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di perbatasan. Dengan memanfaatkan kelebihan daya listrik dari Sarawak Malaysia, kekhasan neraca daya antara kedua negara dan pertimbangan keekonomian, maka dimungkinkan import daya. Selain itu, proyek Lao PDR - Thailand - Malaysia dan Singapura (LTMS), sebagai proyek perdana untuk perdagangan listrik multilateral di ASEAN sebagai perintis untuk dapat diduplikasi.

Alihuddin mengharapkan hasil studi dapat menjadi panduan definitif untuk pelaksanaan implementing the proyek APG berikutnya bagi ASEAN mengisi jurang dan meningkatkan akses, serta meningkatkan rasio elektrifikasi dan mewujudkan jejaring tenaga listrik yang kuat.

Kebijakan pengembangan tenaga listrik mengikuti Kebijakan Energi Nasional dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional. "Targetnya tidak hanya meningklatkan kapasitas pasokan tenaga listrik, namun juga peningkatan konsumsi untuk kegiatan produktif," papar Alihuddin. Selanjutnya ia menginformasikan kepada peserta bahwa Indonesia menargetkan capaian rasio elektrifikasi mendekati 100% pada tahun 2019, dan Indonesia selalu melampaui pencapaian sejak tahun 2010 secara beruntun sampai 2017.

"Melalui AIMS ke-III kami mengharapkan dapat mencapai kesuksesan yang sama sepereti AIMS sebelumnya yang memperluas integrasi jaringan tenaga listrik menuju target APAEC 2025 dan mewujudkan "Enhancing Energy Connectivity and Market Integration in ASEAN to Achieve Energy Security, Accessibility, Affordability and Sustainability for All", tutup Alihuddin.

Di akhir acara, Alihuddin berfoto bersama seluruh peserta. (RBS)