Belajar dari Kepemimpinan Prof. Purnomo Yusgiantoro di Masa Transisi

Kamis, 17 Juni 2021 - Dibaca 802 kali

Kepemimpinan Menteri ESDM Periode 2000-2009 Prof. Purnomo Yusgiantoro yang dituangkan dalam sebuah buku diapresiasi sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk dibaca dan diteladani. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dapat mengambil pelajaran dari berbagai pengalaman Prof. Purnomo Yusgiantoro selama memimpin Kementerian ESDM di masa transisi untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat di masa yang akan datang.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana saat menjadi pembedah buku "Rekam Jejak Dua Periode ESDM: Menguak Masa Transisi 2000-2009" yang diselenggarakan secara daring oleh Purnomo Yusgiantoro Center, Kamis (16/6/2021).

Rida mengatakan keberadaan buku ini menunjukkan bahwa Prof. Purnomo Yusgiantoro merupakan seorang good leader dan mau berbagi pengalaman yang bermanfaat bagi banyak orang. Rekam jejak yang ditulis dalam buku ini disebut Rida sebagai suatu sejarah yang tak terbantahkan.

"Saya mengapresiasi terbitnya buku ini. Buku ini wajib dibaca dan isinya bagus," ujar Rida.

Kepemimpinan Prof. Purnomo Yusgiantoro selama sembilan tahun memimpin Kementerian ESDM disebutkan Rida mengajarkan untuk berpikir out of the box dan berani melawan arus, sepanjang menyelamatkan NKRI.

"Termasuk salah satunya membentuk undang-undang ketenagalistrikan yang dibentuk di masa transisi," ujarnya.

Rida juga mengatakan bahwa melalui buku ini, ia belajar mengenai pentingnya team work dan saling percaya. Ia mengapresiasi Prof Purnomo yang tidak segan bertanya ke bawah selama menjabat sebagai Menteri ESDM di tiga presiden.

Dalam kesemptan tersebut Rida juga menjabarkan berbagai tantangan dan upaya sektor ketenagalistrikan setelah masa transisi dibawah kepemimpinan Prof. Purnomo Yusgiantoro. Salah satu tantangan yang ia sampaikan dalam acara bedah buku tersebut adalah masih dihadapkannya kesenjangan antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Padahal menurutnya listrik adalah instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan keadlian melalui rasio elektrifikasi dan pemerataan konsumsi perkapita. Selain itu tantangan di sektor ketenagalistrikan adalah subsidi yang belum tepat sasaran. Ia mengatakan pemerintah ke depan akan mengubah mekanisme pemberian subsidi listrik.

"Pemerintah tidak dalam posisi mengurangi subsidi, tapi menjadikannya lebih tepat sasaran," ucapnya.

Rida mengatakan, dunia ke depan menuntut kita untuk menggunakan energi listrik yang lebih bersih, memiliki keberlanjutan, dan terjangkau. Buku ini disebutnya menjadi referensi dalam mengambil pelajaran akan keberhasilan dan tidak mengulangi kegagalan yang terjadi dalam menetapkan kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Acara bedah buku ini dalam rangka memperingati ulang tahun kelima Purnomo Yusgiantoro Center dan ulang tahun Prof. Purnomo Yusgiantoro. Hadir dalam acara ini Menteri Perdagangan Republik Indonesia Muhammad Litfi, Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial, Dirjen Migas Periode 2008-2021 Evita H Legowo, Dirjen Minerba periode 2004-2008 Simon F Sembiring, dan Dirjen EBTKE Dadan Kusdiana.

Bedah buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran seluk beluk dan perjalanan sektor ESDM pada masa transisi di awal orde reformasi. Buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi energi untuk mempelajari isu strategis nasional dan menjadi referensi rekam perjalanan Kementerian ESDM selama dua periode. (PSJ)