Peluncuran Peta Potensi Energi Angin Kerjasama Indonesia-Denmark: Saatnya Gerak Nyata Kembangkan Pembangkit Energi Baru Terbarukan
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
NOMOR: 00057.Pers/04/SJI/2017
Tanggal: 2 Mei 2017
Peluncuran Peta Potensi Energi Angin Kerjasama Indonesia-Denmark:
Saatnya Gerak Nyata Kembangkan Pembangkit Energi Baru Terbarukan
Bertempat di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, hari ini, Selasa (2/5), Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Ulla Tornaes meluncurkan Peta Potensi Energi Angin Indonesia, yang diharapkan dapat membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Peluncuran hasil studi tersebut dilakukan dalam rangkaian kegiatan Indonesia-Denmark Business Forum yang salah satunya bertujuan untuk memfasilitasi hubungan kerjasama B-to-B antara Indonesia dan Denmark.
"Saya berterima kasih atas kerja sama dan dukungan Pemerintah Denmark kepada Kementerian ini, kepada program elektrifikasi kami, energi terbarukan dan bauran energi. Sejauh yang saya tahu, Denmark baru saja menyelesaikan 5 GW pembangkit listrik dan 40% dari 5 GW tersebut adalah dari Energi Baru Terbarukan (EBT)," papar Menteri Jonan dalam sambutannya di depan para investor Denmark yang hadir dalam acara tersebut.
Di Indonesia, lanjut Menteri ESDM, kami berencana membangun 60 GW termasuk dari pembangkit listrik swasta. "Kami berencana melipatkgandakannya dalam 10 tahun atau mungkin dalam 15 tahun untuk mencapai hingga 125 GW, namun itu tergantung kondisi ekonomi negara ini nanti," jelas Menteri Jonan.
Menteri ESDM juga menjelaskan bahwa dengan mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia, maka pengembangan EBT di seluruh pulau-pulau harus dimaksimalkan dengan melihat potensi dan tantangan yang ada di daerah tersebut. "Kita (Indonesia) punya paling tidak 800 pulau (berpenghuni). Tidak mungkin kita mampu membangun jalur transmisi untuk menghubungkan seluruh pulau tersebut. Akan sangat mahal biayanya. Jadi kebijakan kami adalah dengan biaya yang rendah kita bangun listrik dari satu pulau ke pulau lain, dari satu daerah ke daerah lain, tetapi tetap dengan (kualitas) barang yang bagus," jelas Menteri Jonan.
Lebih lanjut, Jonan menambahkan bahwasanya kalau kita terus mendorong pembangunan listrik di Indonesia, maka pada akhir tahun 2019 atau 2025 tidak akan ada lagi daerah yang kekurangan listrik. "Hal tersebut direalisasikan dengan bergerak bersama dan bukan hanya wacana. Walaupun dari hal yang kecil, 5 MW atau 10 MW oke-oke saja yang penting jalan, dibandingkan kita terus menerus diskusi lebih baik langsung implementasi. Jangan kebanyakan menunggu, karena akan memakan waktu bertahun-tahun," tutup Jonan.
Sementara itu, Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark, Ulla Tornaes mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia merupakan negara yang mampu membuktikan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup. "Selama lebih dari 30 tahun, Indonesia telah membuktikan bahwa mereka mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan standar kehidupan. Untuk mendukung keberlanjutan ekonomi ini, pemerintah Indonesia telah memfokuskan pembangunannya pada infrastruktur, termasuk infrastruktur sektor energi guna memudahkan akses energi, juga meningkatkan kerjasama dalam mengembangkan energi yang terjangkau dan dapat diandalkan," ujar Menteri Tornaes.
Menurut Tornaes, regulasi memegang peranan penting untuk mengakomodasi besarnya kebutuhan energi yang dihadapi. Denmark, menurutnya, pernah mengalami tantangan serius dalam hal ketahanan pasokan energi, namun dengan keputusan yang tepat, saat ini Denmark telah berubah menjadi negara yang ramah lingkungan melalui EBT dan dengan harga yang terjangkau. "Denmark telah berubah secara signifikan dan sukses menjadi negara yang lebih hijau dengan energi yang terjangkau. Keuntungannya sama untuk konsumen dan swasta. Pengalaman ini yang akan kami bagi dengan Indonesia," pungkas Ulla Tornaes.
Indonesia-Denmark Business Forum digagas untuk meningkatkan investasi langsung dan mendorong kerja sama bisnis kedua negara, antara lain dalam bentuk proyek bersama, pembentukan Joint Venture Company, pembiayaan dan asuransi proyek sektor energi, juga menindaklanjuti kerja sama dalam kerangka Strategic Sector Cooperation (SSC) yang telah berlangsung sejak tahun Januari 2016. Saat ini sudah ada 2 pembangunan PLTB yang melibatkan investor Denmark dan sudah berjalan, PLTB Jeneponto 65 MW dan PLTB Sidrap 70 MW, keduanya terletak di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala Biro Komunikasi,
Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Sujatmiko
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama
Sujatmiko (08128016414)
Ikuti linimasa kami di:
Facebook: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Twitter: @KementerianESDM
Instagram: @kesdm
Bagikan Ini!