Hadiri Diskusi Haul Prof Subroto, Sekjen ESDM Tegaskan Akselerasi Pemanfaatan EBT

Kamis, 21 Desember 2023 - Dibaca 2601 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 654.Pers/04/SJI/2023

Tanggal: 21 Desember 2023

Hadiri Diskusi Haul Prof Subroto, Sekjen ESDM Tegaskan Akselerasi Pemanfaatan EBT


Pemerintah terus berusaha untuk mewujudkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mengakselerasi hal tersebut, seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, bahwa untuk pengembangan panas bumi, pemerintah telah berusaha maksimal untuk menarik investasi pada salah satu sumber EBT tersebut.

"Untuk panas bumi, insentif apa lagi yang harus pemerintah berikan, kita dari a-z untuk panas bumi itu ada, tapi mungkin memang besarannya saja yang belum maksimal, karena memang pemerintah mampunya disitu," jelasnya pada acara Diskusi Haul Profesor Subroto di Jakarta, Kamis (21/12).

Selain itu, pemerintah juga akan mendorong program hilirisasi dengan pembangunan-pembangunan smelter yang sumber listriknya akan menggunakan sumber energi terbarukan, dengan catatan harga listrik yang berasal dari EBT kompetitif. "Nantinya kita akan paksa smelter itu pake renewable kalau memang harganya kompetitif sesuai dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sekarang," tambahnya.

Dadan melanjutkan, Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Energi Terbarukan (EBET) juga terus dikebut agar bisa segera rampung sehingga akan memberikan dampak yang masif terhadap pertumbuhan EBT di Indonesia. Saat ini, posisi RUU EBET sudah dikembalikkan ke panja DPR RI untuk kembali ditinjau ulang.

Kemudian, Dadan mengatakan bahwa PT. PLN (Persero), sebagai eksekutor dalam program ketenagalistrikan di Indonesia juga terus berbenah, dengan mempercepat lelang dalam pengadaan proyek-proyek ketenagalistrikan. Serta dengan mengupayakan agar lelang tersebut tidak gagal dan terjadi lelang ulang. Sehingga proyek-proyek ketenagalistrikan bisa akan lebih cepat selesai.

"Sekarang proses lelang di PLN hanya 4-5 bulan, lebih cepat dari sisi waktu, tadinya kan setahun. Jadinya ini bisa maju lebih cepat, lebih jelas dan akan cepat selesai," tandasnya.

Sebagai informasi, pada acara diskusi Haul Profesor Subroto, membahas 'Buku Putih Bimasena' sebagai buah pemikiran dan gagasan Profesor Subroto mengenai pembangunan ekonomi, energi, dan lingkungan secara berkelanjutan, yang disusun oleh Tim Energi Bimasena. Selain itu, dalam diskusi tersebut, hadir pula diantaranya Profesor Emil Salim, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, serta Widhyawan Wiraatmadja.


Mengenang Profesor Subroto

Profesor Subroto merupakan Menteri Pertambangan dan Energi selama dua periode (1978-1988). Beliau telah wafat di usia 99 tahun, pada 20 Desember 2022 lalu.

Pria kelahiran 19 September 1923 tersebut, lulus dari Akademi Militer di Jogjakarta tahun 1948, yang kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan Master of Arts dari McGill University, Canada, tahun 1956, memperoleh gelar Doktor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1958 serta gelar Profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1965. Terakhir beliau juga memperoleh gelar Doktor Honoris Causa bidang Hukum dari University of Alaska Anchorage (UAA), Alaska, USA.

Profesor Subroto dikenal sebagai The Wise Minister Subroto from Indonesia, beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada tahun 1988 - 1994.

Beliau juga Pendiri dan Ketua dari BIMASENA, Perkumpulan Masyarakat Pertambangan dan Energi, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Indonesian Institute of Energy Economics (IIEE), Dewan Penasehat PT Medco Energi Internasional, Tbk.

Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman segudang, Profesor Subroto juga menelurkan pemikiran-pemikiran visioner tentang energi, antara lain sebagai berikut:

  1. Kebutuhan akan Keberlanjutan Energi: Prof. Subroto sering menyoroti pentingnya mengelola sumber daya energi secara berkelanjutan. Beliau mendorong untuk mempertimbangkan penggunaan energi yang ramah lingkungan serta pentingnya keberlanjutan dalam menyediakan energi bagi generasi mendatang.
  2. Kolaborasi Global dalam Industri Energi: Pandangan beliau menggarisbawahi pentingnya kerja sama antarnegara dan kolaborasi antarindustri dalam mengatasi tantangan energi global. Beliau percaya bahwa solusi untuk masalah energi tidak bisa diatasi oleh satu negara atau perusahaan saja, tetapi memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak.
  3. Peran Teknologi dalam Transformasi Energi: Prof. Subroto sering membicarakan peran teknologi dalam transformasi industri energi. Beliau percaya bahwa inovasi dan adopsi teknologi baru sangat penting dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan dari sektor energi.
  4. Inklusi Energi dan Akses bagi Semua: Salah satu poin penting dari pemikiran Prof. Subroto adalah inklusi energi, yaitu memastikan bahwa akses yang adil dan terjangkau terhadap energi tersedia bagi semua lapisan masyarakat. Ini melibatkan upaya untuk mengatasi kesenjangan energi dan meningkatkan akses terhadap layanan energi yang penting untuk pembangunan. (DAN)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi


Bagikan Ini!