PLTBm Siantan, PLT Biomassa Swasta Pertama di Kalimantan Barat

Monday, 24 September 2018 - Dibaca 4531 kali

MEMPAWAH - Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Siantan berkapasitas 15 Megawatt (MW) di Desa Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat merupakan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) PLTBm pertama di Kalimantan Barat. PLTBm ini mulai beroperasi (Commercial Operating Date/ COD) sejak 23 April 2018 menggunakan teknologi gasifikasi yaitu boiler dengan tipe water tube dengan bahan bakar yang berasal dari cangkang kelapa sawit dan kayu, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya.

"Kami berharap peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Siantan 15 MW yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan ini dapat mendukung Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam memperbaiki bauran energi atau energy mix serta ketergantungan terhadap fossil fuel," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat meresmikan PLTBm Siantan hari ini, Senin (24/9).

Tidak hanya IPP pertama di Kalimantan Barat, PLTBm Siantan juga merupakan satu-satunya Pembangkit Energi Terbarukan yang memberikan dampak langsung terhadap ekonomi masyarakat di sekitar pembangkit melalui pengadaan bahan bakar biomassa yang menggunakan limbah pertanian/perkebunan atau logistik bahan bakar. Selain itu, PLTBm ini juga menggerakkan Hutan Rakyat, Hutan Desa dan Hutan Tanaman Rakyat dengan penananaman tanaman short coppice yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.

8310aa27eb72429e985b16e22cbe88fb_p.jpeg

PLTBm ini mampu beroperasi dengan Capacity Factor di atas 85% atau kurang lebih 7.500 jam dalam 1 tahun, tidak bersifat intermittent (berjeda) dan dapat dijadikan base load, menghasilkan 75.000.000 kWh energi bersih atau setara dengan 25.000 Ton CO2e dan memanfaatkan abu sisa pembakaran sebagai pupuk.

Listrik yang dihasilkan PLTBm Siantan tersebut nantinya akan disalurkan melalui jaringan 20 kilo Volt (kV) milik PLN sepanjang 5,6 kilometer sirkuit (kms) dari titik interkoneksi Gardu Induk (GI) Siantan ke Sistem Khatulistiwa. Saat ini, Sistem Khatulistiwa melayani pelanggan PLN di Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Pemangkat, Sambas dan Bengkayang, dengan daya mampu rata-rata 341 MW dan beban puncak rata-rata mencapai 294 MW. Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT REzeki Perkasa Sejahtera Lestari selaku pengembang PLTBm Siantan dan PT PLN (Persero) telah ditandatangani pada 5 September 2016.

1610677b9f8a8eda7e788f1547841cbb_p.jpeg

Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana mengungkapkan bahwa hadirnya PLT berbasis bionergi tidak saja memberikan pengaruh positif bagi masyarakat sekitar tetapi juga bagi PT PLN (Persero). "Hadirnya PLT berbasis Bioenergi telah terbukti meningkatkan akses masyarakat terhadap energi yang akan mendorong peningkatan kualitas hidup dan perekonomian melalui industri kecil atau rumah tangga. Sedangkan bagi PT PLN (Persero) akan berkontribusi pada peningkatan capaian target energi terbarukan pada bauran energi listrik PT PLN (Persero) dengan harga yang efisien sekaligus meningkatkan rasio elektrifikasi nasional," ungkapnya.

Saat ini terdapat lebih dari 700 Pabrik Kelapa Sawit dengan potensi limbah cair atau POME yang dapat dikonversi menjadi listrik dengan kapasitas 800 MW. Selain itu berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat lebih dari 70 juta hektar lahan terdagrasi, belum lagi lahan bekas tambang yang dapat kita manfaatkan menjadi hutan tanaman energi.

Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar potensi yang besar tersebut dapat dikonversi menjadi energi hijau untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana komitmen pemerintah dalam Paris Agreement untuk mengurangi emisi sebesar 29% pada tahun 2030. "PLTBm Siantan menjadi salah satu bukti dukungan nyata dari pengembang dalam mendukung program Pemerintah agar target kapasitas terpasang PLT berbasis bioenergi mencapai 5,5 GW pada tahun 2025, dengan tetap memperhatikan pengaruh positif ekonomi masyarakat dan penurunan emisi gas rumah kaca. Saya sangat mengapresiasi upaya PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari," pungkas Rida. (RWS)